Bisnis.com, JAKARTA – AC Ventures (ACV) bersama Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) merilis laporan terkait kendaraan listrik yang sedang berkembang di Indonesia.
Dalam laporan berjudul Indonesia's Electric Vehicle Outlook: Supercharging Tommorow's Mobility, potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia disebut bisa mencapai lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp299 triliun.
Managing Partner AC Ventures, Helen Wong, mengatakan, dalam laporan ini menemukan peluang investasi yang luar biasa apabila kendaraan listrik terus berkembang pesat di Indonesia
"Lonjakan dan tren kendaraan listrik roda dua saat ini mengindikasikan permintaan pasar yang jelas dan potensi keuntungan yang menjanjikan," kata Helen dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (4/7/2023).
Perinciannya, pabrik baterai sel kendaraan listrik termasuk battery management system (BMS) US$3 miliar hingga US4,5 miliar, kemudian penelitian dan pengembangan memiliki nilai US$12,5 miliar sampai US$15 miliar.
Selanjutnya, penjualan kendaraan listrik dan dealership bernilai US$1 miliar - US$2 miliar dollar, infrastruktur pengisian EV atau SPKLU US$2 miliar hingga US$3 miliar dan terakhir perawatan EV dan daur ulang baterai mencapai US$500 juta hingga US$1,5 miliar.
Baca Juga
Adapun, Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius dalam pengembangan energi terbarukan, dengan rencana meningkatkan proporsi energi terbarukan hingga 23 persen dari total komposisi energi negara pada tahun 2025.
Sebagai gambaran, angka ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dari sekitar 9 persen pada pertengahan 2020.
Sementara itu, terdapat juga faktor yang dapat meningkatkan ekosistem EV antara lain, meliputi peningkatan permintaan dari konsumen, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan perkembangan teknologi baru yang meningkatkan performa dan mengurangi biaya secara keseluruhan.
Terlebih, kendaraan listrik di Indonesia menawarkan efisiensi 75 persen lebih tinggi dan biaya operasional yang jauh lebih rendah bagi bisnis. Selain itu, kendaraan listrik juga memiliki kemampuan untuk secara signifikan mengurangi impor energi negara ini, yang saat ini mencapai total US$35 miliar setiap tahun.
Di sisi lain, Ketua Umum AEML, Dannif Utojo Danusaputro, mengatakan sosialisasi penggunaan kendaraan listrik akan terus digaungkan bersama stakeholder, mulai dari pemerintah, asosiasi dan pemangku kepentingan dalam ekosistem EV.
"Misi kami untuk mengelektrifikasi mobilitas di Indonesia didasarkan pada panggilan untuk melindungi lingkungan dengan mengurangi polusi bagi generasi masa depan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, walaupun saat ini motor listrik hanya menyumbang 0,2 persen dari pasar sepeda motor di Indonesia. Namun, laporan ini mengindikasikan adanya peluang untuk meningkatkannya menjadi lebih dari 10 persen dalam lima tahun mendatang, dengan asumsi bahwa pemangku kepentingan publik dan swasta bekerja sama secara efektif dalam pengembangan ekosistem EV.