Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Mau Bikin Pabrik Tesla di India, Bagaimana Nasib RI?

CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan minat untuk membangun pabrik mobil listrik di India.
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan minat untuk membangun pabrik mobil listrik di India. Pernyataan tersebut disampaikan setelah bertemu Perdana Menteri India, Narendra Modi, di New York selama kunjungan kenegaraan Modi ke Amerika Serikat.

Melansir Reuters, Rabu (21/6/2023), Elon Musk ingin mendirikan basis manufaktur di India. Dalam pertemuan dengan PM Modi, Musk memberikan pengarahan mengenai rencana tersebut.

Dalam wawancara dengan para wartawan, Musk menyatakan keyakinannya bahwa Tesla akan segera hadir di India dan berencana untuk mengunjungi negara tersebut pada tahun depan.

Musk juga mengungkapkan apresiasi kepada perdana menteri atas dukungannya dan berharap dapat mengumumkan perkembangan lebih lanjut dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Dalam konteks ini, Musk menyatakan kekagumannya terhadap Modi, mengingat bahwa sang perdana menteri pernah mengunjungi pabrik Tesla di California beberapa tahun yang lalu.

Musk menyampaikan bahwa India memiliki potensi besar untuk energi berkelanjutan, termasuk tenaga surya, baterai stasioner, dan kendaraan listrik. Dia juga berharap dapat membawa layanan internet satelit Starlink ke India.

Para eksekutif Tesla baru-baru ini mengunjungi India dan menjalin pembicaraan dengan para birokrat dan menteri untuk membahas rencana pendirian basis manufaktur mobil listrik dan baterai di negara tersebut.

Sebelumnya, Tesla telah menunda rencana masuk ke India karena struktur pajak impor yang tinggi. Namun, Musk mengindikasikan bahwa India menarik perhatiannya sebagai lokasi untuk pabrik baru mobil listrik.

Pertemuan antara Modi dan Musk terjadi beberapa hari setelah Jack Dorsey, salah satu pendiri Twitter, menuduh India akan menutup platform tersebut. Hal ini menyebabkan kontroversi politik di India, meskipun Musk belum memberikan komentarnya terkait episode tersebut.

Dalam menghadapi ketegangan antara Washington dan Beijing, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat semakin mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada China sebagai basis manufaktur. Dalam konteks ini, rencana Tesla untuk berinvestasi di India merupakan langkah strategis dalam ekspansi global perusahaan tersebut.

Dengan potensi India sebagai pasar yang besar dan dukungan pemerintah dalam pengembangan energi berkelanjutan, kolaborasi antara Tesla dan India dapat memberikan kontribusi signifikan dalam transformasi industri mobil dan energi di negara tersebut.

Adapun, Pemerintah Indonesia beberapa kali melobi bos Tesla, Elon Musk untuk membangun pabrik baterai dan mobil listrik di Indonesia. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan terkait hal tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya telah menawarkan berbagai insentif seperti keringanan pajak hingga konsesi penambangan nikel terhadap rencana investasi Tesla yang muncul sejak 2020 tersebut.

"Saya mengatakan kepadanya [Elon Musk] bahwa jika Anda berinvestasi di Indonesia, saya akan memberikan (izin pertambangan) konsesi nikel," kata Jokowi seperti dikutip Reuters, Rabu (1/2/2023).

Jokowi juga menyampaikan ‘rayuan’ lainnya untuk menarik investasi tersebut berupa skema subsidi pembelian mobil listrik untuk membangun pasar bagi Tesla di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Pandjaitan mengklaim perkembangan terkait investasi produsen mobil listrik asal AS itu sudah sangat maju.

Namun, Luhut belum bisa membocorkan detailnya karena terikat dengan Non-Disclosure Agreement (NDA).

“Kita masih NDA, tapi saya bisa katakan [ada] kemajuan yang sangat maju. [belum bisa diungkap] Saya masih terikat pada NDA,” kata Luhut di sela Konferensi Pers insentif KBLBB di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (20/3/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper