Bisnis.com, JAKARTA – Rencana investasi Volkswagen di Indonesia semakin terang benderang. Perusahaan otomotif asal Jerman ini dikabarkan bakal membangun industri baterai mobil listrik secara terpadu melalui anak perusahaannya, PowerCo.
Hal ini terungkap usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, bertemu dengan CEO PowerCo, Frank Blome, di Hannover, Jerman, pada 16 April 2022.
Pertemuan tersebut membahas rencana terkait investasi Volkswagen atau VW melalui PowerCo, untuk membangun industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Bahlil Lahadalia menyatakan bakal memberikan pengawalan terhadap rencana investasi VW. Investasi raksasa otomotif Eropa ini ditargetkan untuk menyuplai produk baterai listrik kepada sejumlah merek otomotif di bawah naungan VW Group.
“VW akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional dan asing. Kami siap mengawal agar rencana investasinya segera terealisasi,” kata Bahlil dalam siaran pers, Selasa (18/4/2023).
Menurutnya, rencana penanaman modal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia sangat terbuka dalam investasi, baik bagi negara-negara di Asia maupun Eropa.
Baca Juga
“Saya pikir ini sebagai bentuk investasi inklusif sekaligus dapat menganulir cara berpikir dunia internasional yang menganggap pertambangan di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah internasional,” ujarnya.
PowerCo SE merupakan anak perusahaan VW yang didirikan pada 2022 dan berkantor pusat di Salzgitter, Jerman. Perusahaan menjalankan semua aktivitas baterai Volkswagen Group, mulai dari memproses bahan mentah, mengembangkan baterai hingga mengelola gigafactories Eropa.
PowerCo ditargetkan menyuplai 80 persen baterai listrik kepada sejumlah merek otomotif di bawah naungan VW Group, seperti Audi, Skoda, Lamborghini, Porsche, Bentley dan Ducati.
Selama 2018-2022, Jerman menempati posisi ke-16 dalam peringkat negara asing dengan nilai investasi tertinggi dengan total investasi sebesar US$991 juta.
Berdasarkan bidang usaha, investasi Jerman paling tinggi ada pada sektor industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam senilai US$308,4 juta dan investasi terbesar berada di Jawa senilai US$499,8 juta.