Bisnis.com, JAKARTA - Pemain sepeda motor listrik PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) semringah karena berhasil mendongkrak Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) jelang era subsidi.
Sebagai informasi, pemerintah telah mengetok palu pemberian subsidi motor setrum Rp7 juta per unit mulai 20 Maret 2023. Terbagi kuota 200.000 unit untuk motor baru dan 50.000 unit untuk motor konversi.
Pelaku UMKM merupakan pihak yang diutamakan untuk menerima subsidi tersebut. Sementara itu, hanya produsen motor listrik yang telah memiliki TKDN di atas 40 persen yang bisa mengikuti subsidi ini.
Co-Founder Smoot Motor Kevin Phang menjelaskan bahwa upaya mendongkrak bobot TKDN untuk varian Smoot Tempur telah berjalan sesuai rencana dan timeline, tepat sebelum subsidi berlaku.
"Sertifikat TKDN kami untuk varian Smoot Tempur terbaru sudah keluar per 8 Maret 2023, nilainya mencapai 47,61 persen. Sebelumnya, TKDN kami baru 32 persen. Momentumnya pas, karena isu subsidi ini bikin pelanggan existing banyak yang tanya-tanya, mau pesan lagi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (8/3/2023).
Menurut Kevin, kebijakan subsidi yang memprioritaskan UMKM dan kalangan menengah ke bawah pun terbilang menguntungkan bagi pihaknya selaku produsen. Pasalnya, selama ini kalangan tersebut masih terlalu berat untuk menjadi konsumen motor listrik.
Baca Juga
Alhasil, lewat subsidi tersebut, setidaknya segmen ini bisa mendapatkan keringanan uang muka (DP), sehingga cicilan per bulan pun menjadi semakin murah.
"Banyak ekosistem UMKM yang membutuhkan kendaraan roda dua untuk operasional usaha, hidupnya sehari-hari ditopang sepeda motor. Kalau pengeluaran bulanan mereka bisa ditekan dengan beralih ke motor listrik karena kebijakan ini, tentu Smoot juga ikut mendapat berkah," tambahnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Smoot berupaya mendongkrak TKDN melalui kerja sama perakitan dengan baterai ABC, serta memasukkan komponen lokal, seperti pelek, ban, kampas rem, baut, sasis, kabel, spion, dan jok.
Adapun, dari beberapa produsen komponen lokal yang sudah berpengalaman memasok komponen motor bensin, Smoot melihat mayoritas mulai tertarik ikut memasok komponen motor listrik. Antara lain, perusahaan manufaktur pelek, disc brake, dan bodi motor.
Hanya saja, tidak semua komponen motor listrik serupa motor konvensional, sehingga mayoritas produsen komponen lokal masih wait n see terkait nilai keekonomian yang pas di kantong mereka. Alhasil, impor beberapa komponen dari China pun tak bisa dihindari para produsen motor listrik, tak terkecuali Smoot.
Sebagai contoh, pelek ban belakang motor listrik terbilang rumit karena di dalamnya tertanam sistem kelistrikan yang menjadi komponen penggerak utama kendaraan. Begitu pula dengan komponen pendukung bodi dan rangka, yang notabene harus kuat, tapi juga tidak terlalu berat demi menjaga efisiensi laju kendaraan.
"Soal kuantitas minimal pemesanan [MOQ] komponen itu masih jadi tantangan kami. Kalau penjualan masih di angka 1.000 sampai 2.000 unit per bulan, mereka [produsen komponen] belum mau. Beberapa dari mereka minta di atas 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Berat juga," jelas Kevin.
Oleh sebab itu, seiring dengan terus membangun jaringan dengan pabrikan komponen, Smoot berupaya membangun kepercayaan pasar bahwa motor listrik sudah sama tangguhnya seperti motor bensin.
Salah satunya, dengan upaya edukasi dan promosi tersirat, misalnya lewat kerja sama dengan perusahaan ekosistem ride hailing, food delivery, logistik, maupun lembaga pemerintahan yang memiliki karyawan bermobilitas tinggi.
"Kita sekarang sudah dipakai Grab, Blibli, Paxel, AnterAja, Lazada, bahkan Smoot juga merambah segmen kendaraan operasional untuk lembaga negara dan korporasi besar, misalnya untuk kendaraan para teknisi PLN. Harapannya, motor listrik semakin jauh dari stigma yang selama ini ada, yaitu disebut hanya bisa menjadi kendaraan perumahan saja," tegasnya.
Hal itu juga mendorong Smoot terus memperkuat layanan purnajual. Smoot telah bekerja sama dengan tempat perawatan ban, serta membuka sekitar 30 titik servis di Jakarta, yang beberapa di antaranya bekerja sama langsung dengan mitra dealer. Berikutnya, Smoot berencana merambah Surabaya dan Bali demi memperluas ekosistem layanan purnajual.
"Kami punya prinsip 4S, yaitu sales, service, sparepart, dan swap. Saat ini, tempat penukaran baterai milik SWAP pun telah mencapai lebih dari 800 titik, di mana 529 titik berada di Jabodetabek. Sejalan dengan langkah ekspansi kami, semoga dukungan pasar semakin besar ke depan," tutupnya.