Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMW Gelontorkan Rp13 Triliun untuk Produksi Global Mobil Listrik

BMW akan menginvestasikan US$866 juta atau setara dengan sekitar Rp13 triliun (asumsi kurs Rp14.898 per US$) untuk pabriknya di Meksiko.
Logo BMW. /REUTERS
Logo BMW. /REUTERS

Bisnis.com, Jakarta - Produsen mobil BMW akan menginvestasikan US$866 juta atau setara dengan sekitar Rp13 triliun (asumsi kurs Rp14.898 per US$) untuk pabriknya di Meksiko.

Pabrik BMW di San Luis Potosí, Meksiko itu akan memproduksi mobil listrik murni model Neue Klasse dan tengah menyiapkan unit perakitan baterai tegangan tinggi. 

Dilansir Reuters, Minggu (05/2/2023), nilai investasi tersebut diperkirakan dapat membuka lapangan kerja baru untuk 1.000 orang di Meksiko. Gelontoran dana ini juga sebagai komitmen pembuat mobil Jerman tersebut untuk mengubah lebih dari setengah penjualannya menjadi mobil listrik pada 2030.

Perinciannya, kucuran dana sebanyak US$541 juta akan dialokasikan untuk pusat perakitan baterai di pabrik Meksiko dengan jumlah karyawan mencapai 500 orang. Sisanya sebesar US$325 juta akan digunakan untuk memperluas bengkel perakitan dan membangun jalur perakitan baru untuk memasang paket baterai dengan tenaga kerja sebanyak 500 orang.

"Kami akan mulai membangun, konstruksi ekstensi dan perakitan baterai baru pada awal 2024, dan kami akan mulai [meningkatkan] produksi pada awal 2027," kata Kepala Pabrik BMW di Meksiko Harald Gottsche.

Pengumuman tersebut mengikuti beberapa ekspansi besar lainnya dari BMW dalam beberapa bulan terakhir, termasuk investasi US$1,7 miliar di Amerika Serikat dan dorongan 2 miliar euro untuk membangun pabrik EV di Hungaria.

Adapun, pabrik di Hungaria telah ditetapkan sebagai pabrik pertama dari BMW yang benar-benar bebas dari pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu, mengikuti pabrik Hungaria, pabrik BMW di Meksiko diklaim bebas dari polusi karena produksinya menggunakan energi baru terbarukan (EBT)

Dorongan tersebut muncul saat produsen di seluruh dunia beralih untuk mematuhi peraturan lingkungan yang lebih ketat untuk mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim.

"Kami akan membutuhkan lebih banyak energi terbarukan untuk menjaga lingkungan,” tutup Gottsche.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper