Bisnis.com, JAKARTA – PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) mengklaim bahwa produk-produknya mulai dipersiapkan untuk menggunakan biodiesel dengan campuran tinggi sejak 2020.
Chief Operating Officer (COO) PT HMSI Santiko Wardoyo mengatakan bahwa pihaknya sudah meningkatkan setiap komponen dalam kendaraan Hino untuk bisa menggunakan bahan bakar nabati sejak 2020. Artinya, B35 yang sudah diedarkan hari ini bukan menjadi masalah untuk semua produk Hino.
“Hino itu dari tahun 2020 sudah mempersiapkan pemakaian biodiesel mulai dari mempersiapkan dengan komponen yang kaitannya dengan solar itu kami sudah sesuaikan. Jadi misalnya tangki bahan bakar juga sudah ada, kemudian filter sudah sudah diperbesar. Hingga untuk yang sekarang ini ada 3 filter ya, jadi semuanya sudah kita siapkan untuk pemakaian biodiesel,” kata Santiko saat dihubungi Bisnis, Rabu (1/2/2023).
Bahkan, untuk konsumen yang masih ragu-ragu dengan penggunaan biodiesel, maka Hino sudah menyiapkan alat ‘Strainer’ untuk menghancurkan gel dari biodiesel, sehingga membuat filter bensin bertahan lebih lama dan biaya perawatan lebih efisien.
“Biodiesel ini kan salah satu dampak negatifnya kan gel [endapan]. Nah, itu kalau [pelanggan] ingin lebih yakin kami juga sudah menyiapkan satu alat Strainer, yaitu alat penyaring bahan bakar, supaya solar biodiesel itu masuk ke filter lebih bersih dan endapannya tersaring,” jelasnya.
Adapun, menanggapi B35 yang belum standar Euro 4. Santiko menjelaskan bahwa yang menjadi persoalan dalam bahan bakar nabati itu dari tingkat sulfur. Dalam Euro 4, kandungan tersebut maksimal harus 50 ppm.
Baca Juga
“Kalau bicara B35 yang dikaitkan dengan euro 4 itu lebih banyak berbicara tingkat masalah sulfur. Emisi euro 4 itu bicaranya sulfur konten, kalo sulfur konten dari Euro 4 harus maksimal dari 50 ppm, jadi bukan karena biodiesel tapi lebih ke arah sulfur konten,” tambahnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM juga telah menetapkan program implementasi B35 dimulai hari ini melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) No: 10.E/EK.05/DJE/2022, program ini diharapkan untuk mengantisipasi harga minyak dunia serta menekan impor minyak solar, dan mengamankan devisa negara.