Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laga Pemasok Komponen Global Berebut Pasar Mobil Listrik

McLaren, Bosch, dan Continental AG serta produsen komponen global lainnya tengah berlomba menginvestasikan dana pengembangan produk untuk mobil listrik.
Salah satu aplikasi dari teknologi SOFC adalah di pembangkit listrik kecil, terdistribusi, dengan konektivitas yang diaktifkan, yang kemudian dapat digunakan di kota, pabrik, perdagangan dan perdagangan, pusat data, dan infrastruktur pengisian kendaraan listrik. /Bosch
Salah satu aplikasi dari teknologi SOFC adalah di pembangkit listrik kecil, terdistribusi, dengan konektivitas yang diaktifkan, yang kemudian dapat digunakan di kota, pabrik, perdagangan dan perdagangan, pusat data, dan infrastruktur pengisian kendaraan listrik. /Bosch

Bisnis.com, JAKARTA - Industri otomotif global telah berkomitmen menggelontorkan investasi senilai US$1,2 triliun untuk mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Hal itu menciptakan peluang emas bagi pemasok komponen untuk mendapatkan kontrak dengan para produsen mobil listrik dengan menyuplai paket baterai, motor, hingga inverter.

Misalnya, McLaren Applied Technologies, perusahaan pemasok suku cadang khusus untuk mobil balap F1 dan olahraga balap lainnya dikabarkan tengah mengejar kontrak kendaraan listrik. Produsen mobil merancang platform untuk bertahan selama satu dekade, sehingga model volume tinggi dapat menghasilkan pendapatan besar selama bertahun-tahun.

"Kami telah kembali ke masa Henry Ford di mana setiap orang bertanya 'bagaimana Anda membuat hal-hal ini bekerja dengan baik?' Itu peluang besar bagi perusahaan seperti kami," kata CEO of F1 engineering and technology firm McLaren Applied, Nick Fry melansir US News, Sabtu (28/1/2023).

Dibeli dari McLaren oleh firma ekuitas swasta Greybull Capital pada tahun 2021, McLaren Applied telah mengembangkan inverter efisien yang dirancang untuk balap mobil listrik F1. Nick mengatakan, McLaren Applied bekerja dengan sekitar 20 produsen mobil dan pemasok, inverter tersebut akan disematkan dalam model EV mewah bervolume tinggi yang akan meluncur pada Januari 2025.

Sebagai informasi, komponen inverter berfungsi membantu mengontrol aliran listrik dari dan ke dalam paket baterai. Inverter silikon karbida IPG5 memiliki berat hanya 5,5 kg (12 pon) dan dapat memperluas jangkauan EV hingga lebih dari 7 persen.

Di lain sisi, pemasok komponen kelas berat asal Jerman, Bosch dan Continental AG juga berinvestasi besar-besaran dalam EV dan teknologi lainnya untuk tetap unggul dalam industri otomotif yang trennya cepat berubah.

Tak mau kalah, produsen mobil sport listrik dan sistem baterai asal Kroasia, Rimac Automobili juga memasok sistem baterai dan komponen powertrain kepada para produsen mobil di Eropa. Beberapa produsen mobil Jerman dikabarkan akan menggunakan sistem baterai Rimac dengan model performa tinggi, serta produksi tahunan sekitar 40.000 unit.

"Kami harus 20 atau bahkan 30 persen lebih baik dari apa yang dapat mereka lakukan, dan kemudian mereka bekerja sama dengan kami. Jika mereka dapat membuat paket baterai 100 kilowatt-hour, kami harus membuat paket 130 kilowatt dalam dimensi yang sama dengan biaya yang sama," ujar CEO Mate Rimac.

Sementara itu, pemasok komponen yang berbasis di Cambridge, Amerika Serikat (AS), Actnano Inc juga telah lama berafiliasi dengan pelopor mobil listrik, Tesla. Actnano telah mengembangkan lapisan pelindung suku cadang EV dari kondensasi, kemudian bisnisnya telah menyebar ke sistem bantuan pengemudi lanjutan (ADAS) untuk para produsen mobil lainnya termasuk Volvo, Ford, BMW, dan Porsche.

Startup asal AS lainnya seperti CelLink yang berbasis di California tengah mengembangkan kabel harness fleksibel yang sepenuhnya otomatis, datar, dan mudah dipasang, alih-alih harness kawat untuk mengelompokkan dan memandu kabel di dalam kendaraan. CelLink dikabarkan sedang bekerja sama dengan produsen mobil AS dan Eropa, serta dengan produsen baterai Eropa untuk pemasangan kabel baterai.

Kendati para pemasok komponen otomotif tengah berlomba-lomba memasuki pasar EV, para produsen otomotif massal sering kali lebih memilih mengembangkan komponen mobil listrik dengan teknologinya sendiri. Sebab, para produsen mobil lebih waspada terhadap ketergantungan yang berlebihan pada pemasok, terutama setelah bertahun-tahun krisis suku cadang akibat pandemi.

"Kami tidak bisa bergantung pada pihak ketiga [pemasok komponen] yang melakukan investasi itu untuk kami," kata Kepala Ford di Inggris, Tim Slatter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper