Bisnis.com, JAKARTA – Rencana subsidi pembelia mobil listrik masih terus dibahas pemerntah yang berpotensi membuat calon konsumen menahan pembelian. Namun penjualan mobil listrik Hyundai Ioniq 5 diklaim tidak terpengaruh sentimen tersebut.
Hal itu diungkapkan Head Of Public Relations at PT HMID Uria Simanjuntak. Dia mengatakan hingga saat ini penjualn Ioniq 5 di Indonesia masih moncer meski menggantungnya realisasi insentif kendaraan listrik.
"So far sambutan masyarakat terhadap mobil listrik Hyundai terbilang masih positif," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, pembelian untuk mobil listrik andalan Hyundai tersebut masih tinggi peminat dengan perkiraan inden sekarang berada di 7 hingga 10 bulan.
"Secara keseluruhan varian Ioniq 5 perkiraan inden sekarang ada di kisaran 7-10 bulanan ya," tambahnya.
Lebih lanjut, Uria mengharapkan nantinya setelah finalisasi kebijakan insentif kendaraan listrik dapat mendongkrak minat masyarakat kepada mobil listrik yang dibuat lokal di Tanah Air.
Baca Juga
Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) mengungkapkan rumusan kebijakan terkait subsidi pembelian mobil dan motor listrik masih diproses. Mereka memastikan usulan program subsidi itu terus dilanjutkan.
Plt Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Pande Putu Oka Kusumawardani mengatakan informasi kendaraan listrik harus dikumpulkan terlebih dahulu di setiap divisi BKF agar tidak miss informasi.
"Kami cek dulu karena infonya masih di beberapa tempat, nanti kalu disampaikan sekarang masih belum pas, nanti malah salah informasi ya," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (24/1/2023).
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif mengatakan insentif ini masih dalam proses. Namun, dia tidak menjelaskan secara detail mengenai perkembangan maupun kisaran subsidi dari kebijakan itu.
"Iya, in progress," singkatnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menilai subsidi yang bakal menggunakan APBN tersebut sudah tepat, mengingat diperuntukan bagi proses transformasi industri sekaligus realisasi komtimen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon.
Pernyataan itu menyusul keterangan pers Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang menyatakan pemerintah telah mengantongi perkiran besaran subsidi pembelian kendaraan listrik. Untuk mobil BEV subsidi senilai Rp80 juta, mobil HEV sebesar Rp40 juta, dan motor listrik Rp8 juta.