Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik, Ini 5 Negara Produsen Litium Terbesar di Dunia

Australia menjadi negara dengan cadangan litium terbesar di dunia. Mineral ini tengah jadi rebutan sebagai material baterai kendaraan listrik.
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Litium kerap dijuluki "emas putih" untuk kendaraan listrik. Pasalnya, logam ringan tersebut memainkan peran utama dalam katoda semua jenis baterai litium-ion yang menggerakkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Seiring dengan meningkatnya tren elektrifikasi otomotif di dunia, produksi litium global terus melonjak ke level tertinggi. Lantas, siapakah negara produsen litium terbesar di dunia?

Faktanya, jika meninjau ke belakang, Amerika Serikat (AS) pada era 1990-an merupakan produsen litium terbesar di dunia pada saat itu. AS pernah jadi penyumbang lebih dari sepertiga produksi litium global pada 1995 dengan presentase 37 persen, sangat kontras dengan saat ini yang menyusut hingga 1 persen.

Sejak saat itu, hingga tahun 2010, Chili mengambil alih sebagai produsen litium global terbesar dengan lonjakan produksi di Salar de Atacama, salah satu cadangan sumur air asin litium terkaya di dunia.

Berdasarkan data US Geological Survey, produksi litium global melampaui 100.000 metrik ton untuk pertama kalinya pada tahun 2021, jumlah itu meningkat empat kali lipat dibanding tahun 2010. Terlebih lagi, sekitar 90 persen produksinya hanya berasal dari tiga negara.

Di lain sisi, Australia menyalip Chili menjadi produsen terbesar dengan memproduksi 55,4 ribu metrik ton atau 52 persen litium dunia pada 2021. Tidak seperti Chili, di mana litium diekstraksi dari sumur air asin, litium Australia berasal dari tambang batuan keras untuk mineral spodumene.

Selanjutnya, China menjadi produsen terbesar ketiga, dengan produksi 14 ribu metriks ton litium. Adapun, China memiliki pijakan yang kuat dalam rantai pasokan litium. Sebab, China menjadi tuan rumah 60 persen dari kapasitas penyulingan litium dunia untuk baterai.

Bersamaan dengan pengembangan tambang domestik, perusahaan asal China telah mengakuisisi aset litium senilai sekitar US$5,6 miliar di negara-negara seperti Chili, Kanada, dan Australia selama satu dekade terakhir. Berturut-turut, negara produsen litium terbesar selanjutnya yakni Argentina (5.967 metrik ton) dan Brazil (1.500 metrik ton).

Sebagai informasi, sebelum masifnya pengembangan industri mobil listrik, litium digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik dan kaca. Selain itu, litium juga kerap digunakan untuk membuat gemuk pelumas untuk industri transportasi, baja, dan penerbangan.

Saat ini, industri mobil listrik yang tengah berkembang pesat turut mendorong besarnya permintaan litium di seluruh dunia. Bahkan, permintaan litium diproyeksikan terus tumbuh hingga 2030.

Data Komisi Tembaga Chili menyebut, permintaan litium di dunia mencapai 465.000 metrik ton setara litium karbonat (lithium carbonate equivalent/LCE) pada 2021. Jumlah itu kemudian meningkat 20,22 persen menjadi 559.000 mt LCE pada 2022.

Adapun, permintaan komoditas tersebut ditaksir mencapai 2,11 juta mt LCE pada 2030. Akibatnya, pasar lithium diproyeksikan akan mengalami defisit dalam beberapa tahun ke depan.

Berikut 5 Negara Produsen Litium Terbesar di Dunia per 2021:

1. Australia: 55.416 metrik ton (52%)

2. Chili: 26.000 metrik ton (25%)

3. China: 14.000 metrik ton (13%)

4. Argentina: 5.967 metrik ton (6%)

5. Brazil: 1.500 metrik ton (1%)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper