Bisnis.com, JAKARTA – Setelah terkendala pandemi Covid-19, PT International Chemical Industry (Intercallin) akhirnya memulai produksi material untuk kendaraan listrik, yaitu baterai sel Lithium Ion Posphate (LFP) dengan model bisnis B to B dengan investasi awal mencapai ratusan miliar.
Marketing Director PT International Chemical Industry (ABC Battery), Hermawan Wijaya mengatakan bahwa model bisnis dari pengembangan pabrik baterai sel dari ABC adalah B to B, artinya konsumen dari pabrik ini adalah perusahaan atau pabrikan.
Adapun, Hermawan membeberkan besaran investasi awal pada pengembangan baterai ini mencapai Rp200 miliar. Namun, ke depan, investasi itu terus bertambah seiring pengembangan kapasitas serta penambahan model baterai.
“Investasi awal Rp200 miliar, tahun 2023 akan ditambahkan lagi untuk ekspansi kapasitas dan penambahan tipe atau model cell LFP,” kata Hermawan
Melihat persaingan elektrifikasi yang cukup tinggi saat ini, ABC memiliki tantangan tersendiri untuk menjamin produk bisa digunakan hingga ke konsumen akhir.
Adapun, spesifikasi baterai yang sedang diproduksi ABC adalah tipe 26650 dengan tegangan 3,2 volt, berbentuk silinder dan satuan kapasitasnya 3600 mili ampere per jam, dengan keunggulan sel LFP yang cenderung berumur panjang dibanding sel Lithium yang lain.
Baca Juga
Sebagai informasi, ABC juga mengklaim bahwa pihaknya ini merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mempunyai pabrik baterai Lithium di Indonesia. Hal ini dibuktikan, menurut Hermawan, pabrik baterai sel yang dikembangkan ABC ini memiliki aktualisasi, industri, mesin, operator, serta end production-nya juga ada.