Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan produsen mobil listrik yang memiliki pabrik di Indonesia akan banjir pesanan setelah ditetapkannya insentif kendaraan listrik. Namun, para pemain otomotif menilai permintaan itu tetap direspon bertahap oleh pasar.
Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan perkembangan pemesanan mobil listrik tidak akan terlalu tinggi meski diguyur insentif.
"Saya rasa moderate [sedang] perkembangannya," tutur Bob saat dihubungi Bisnis, Jumat (30/12/2022).
Meski demikian, TMMIN tetap memastikan pihaknya akan memenuhi permintaan pasar mobil listrik ketika membludak di Indonesia. "Kami prinsipnya follow market," ungkap Bob.
Namun, untuk saat ini pabrikan Toyota di Indonesia itu belum berencana untuk menaikan produksi mobil listrik hybrid-nya, yakni Innova Zenix.
Sebab, menurut Bob produksi di TMMIN ini cukup fleksibel, karena semuanya tergantung pada rantai pasokan yang ada. "Kalau produksi [mobil listrik] kami flexible yang penting supply chain-nya [ada]," terangnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Agus Gumiwang Kartasasmita menyadari dampak dari keterlambatan realisasi insentif ini. Terlebih, pemerintah sudah mengungkapkan jumlah insentif yang akan diberikan.
“Saya paham sekali bahwa sekarang sudah banyak disrupsi atau gangguan, artinya banyak calon-calon buyer yang akhirnya hold membeli mobil listrik karena menunggu insentif,” tutur Agus di Jakarta belum lama ini.
Meski demikian, dia mengatakan produsen mobil listrik yang memiliki pabrikan di Indonesia akan mendapatkan banyak pesanan setelah ditetapkannya kebijakan ini. “Once kita keluarkan insentif kalian akan panen luar biasa,” tambahnya.
Sebagai informasi, insentif mobil listrik tidak hanya menyasar BEV tapi akan diberikan juga ke varian hybrid dengan syarat keduanya diproduksi lokal.
Hingga saat ini produk mobil listrik dari Toyota yang diproduksi lokal adalah Innova Zenix Hybrid dengan nilai TKDN 65 persen.