Bisnis.com, JAKARTA- Meskipun pada 2023, tren penjualan mobil diperkirakan terus bergeser kepada model-model SUV, segmen low entry LCGC tetap memiliki permintaan yang tinggi.
Hal tersebut, tentunya akan mengancam penjualan mobil dengan segmen yang menjadi pilihan masyarakat sebelumnya, yaitu LCGC. Terlebih lagi, insentif PPnBM untuk segmen telah berakhir, sehingga dikenakan tarif sebagaimana tertuang dalam PP No. 74/2021 sebesar 3 persen.
Menanggapi hal itu, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan permintaan segmen LCGC masih cukup tinggi pada tahun depan.
"Permintaan LCGC [2023] menurut kami masih tinggi yah," ucap Billy saat dihubungi Bisnis, Rabu (28/12/2022).
Lebih lanjut, Billy mengungkap alasan permintaan segmen ini masih tinggi karena konsumen "First Buyer" di Indonesia masih cukup banyak.
"Karena konsumen yang pertama kali ingin memiliki mobil masih banyak, atau kami sebut First time buyer yang beralih dari kendaraan roda dua atau yang beralih dari kendaraan umum," ungkapnya.
Baca Juga
Kemudian, HPM selaku perusahaan otomotif di Indonesia yang bermain di segmen LCGC belum berencana untuk melakukan pembaruan atau meluncurkan produk baru untuk penyegaran lineup-nya.
Namun yang pasti, Honda Indonesia sudah berencana untuk memasarkan dua model hybrid untuk 2023, dan juga memproduksi kendaraan listrik lokal di Indonesia untuk ke depannya.
"Untuk elektrifikasi, kami memiliki rencana akan memasarkan 2 model hybrid tahun depan dan e lainnya di tahun tahun mendatang termasuk produksi lokal," pungkasnya.
Sebagai informasi, mobil LCGC Honda dengan model Brio telah mencatatkan penjualan 6.162 unit, meningkat 37 persen dibandung bulan sebelumnya.
Adapun, sepanjang Januari hingga November 2022, penjualan segmen LCGC ini sudah mencapai 166.895 unit dengan market share 18 persen.