Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik, Kucurkan Pinjaman Rp39 Triliun untuk Industri Baterai

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menggelontorkan pinjaman sebesar $2,5 miliar atau setara dengan Rp39 triliun kepada usaha patungan General Motors (GM) dan LG.
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan pinjaman sebesar US$2,5 miliar atau setara dengan Rp39 triliun kepada usaha patungan General Motors (GM) dan LG yang akan memproduksi baterai kendaraan listrik. 

Departemen Energi AS akan memberikan pinjaman melalui perusahaan patungan Ultium Cells, yang berencana untuk mendirikan fasilitas produksi baterai di Michigan, Ohio, dan Tennessee.

“Berinvestasi dalam produksi Amerika dan pekerja Ohio adalah bagian dari pekerjaan yang kami lakukan untuk menerapkan kebijakan industri pro-Amerika, pro-pekerja yang baru,” kata Senator AS di Ohio Sherrod Brown, dikutip dari thehill.com, Kamis (15/12/2022).

Brown menambahkan, pinjaman ini akan membuat AS menjadi pemain utama dalam memproduksi baterai kendaraan listrik secara global. “Pinjaman ini akan mendukung AS dalam mengambil langkah lain untuk memimpin negara dan dunia dalam memproduksi teknologi berkelanjutan yang dibutuhkan dikendarai orang Amerika selama abad berikutnya,” tambahnya.

Adapun, Sekretaris Energi Jennifer Granholm menyebutkan pinjaman yang digelontorkan pemerintah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan AS dalam ketersediaan baterai kendaraan listrik. 

"Produksi sel baterai domestik diperlukan untuk mengurangi ketergantungan AS pada negara lain untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan mendukung tujuan Presiden Biden untuk mendorong ekosistem EV secara luas," ungkap Jennifer. 

Sebelumnya, pekerja di pabrik Ohio telah membentuk serikat pertama di pabrik baterai kendaraan listrik AS. Pembentukan serikat ini dimaksudkan untuk dapat memainkan peran utama dalam pembangunan EV.

Sebagai informasi, Departemen Energi memperkirakan ketiga fasilitas tersebut dapat menopang hingga 11.000 karyawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper