Bisnis.com, JAKARTA - Tren elektrifikasi otomotif telah berjalan selama lebih dari satu dekade, tepatnya pada 2011. Banyaknya negara yang beralih ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) membuat pasar EV global mengalami pertumbuhan eksponensial selama satu dekade terakhir.
Berdasarkan data Visual Capitalist yang dilansir Kamis, (1/12/2022), penjualan kendaraan listrik global pada 2011 hanya mencapai 55.414 unit. Angka tersebut melonjak dalam 10 tahun dengan pertumbuhan mendekati 7 juta unit pada 2021.
Adapun, dari tahun 2011 hingga 2015, penjualan EV global tumbuh rata-rata 89 persen per tahun, dengan sekitar sepertiga penjualan global hanya terjadi di Amerika Serikat (AS). Pada 2014, AS menjadi pasar EV terbesar di dunia, diikuti oleh China, Belanda, Norwegia, dan Prancis.
Kemudian, disusul oleh penjualan mobil listrik di China yang mulai melonjak sejak 2015, dengan pertumbuhan sebesar 238 persen dibandingkan 2014. Hal itu membuat China berada di urutan teratas dalam penjualan mobil listrik pada saat itu.
Pertumbuhan penjualan EV China terus berlangsung selama beberapa tahun, apalagi ditambah adanya dukungan kebijakan pemerintah seperti subsidi, insentif pajak dan kebijakan lainnya yang mendorong produksi. Tak hanya itu, pada 2016, konsumen mobil listrik di China menjadi yang tertinggi dibandingkan negara-negara lainnya.
Sebagai informasi, China memiliki hampir 300 model EV yang tersedia di pasar, jumlah itu lebih banyak dari berbagai negara lainnya. Selain itu, China menjadi basis produksi baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, salah satunya yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).
Kendati demikian, penjualan EV global sempat stagnan pada 2019, kemudian tumbuh 38 persen pada 2020 dan akhirnya meningkat dua kali lipat pada 2021.
Berturut-turut, peringkat 5 besar negara dengan penjualan mobil listrik terbanyak pada 2021 yakni China yang tembus 3,5 juta unit, Jerman yang mencapai 695.657 unit, AS (631.152 unit), Inggris (326.990 unit), dan Prancis (322.043 unit).
Di lain sisi, Jerman menjadi pasar mobil listrik terbesar di Eropa, dengan penjualan hampir 700.000 unit pada 2021, capaian itu naik 72 persen year-on-year (yoy) dari 2020.
Tak hanya itu, Jerman juga memiliki beberapa pabrik mobil listrik terbesar di Eropa di antaranya yakni milik Tesla, Volkswagen, dan juga raksasa produsen baterai asal China, CATL yang mengoperasikan gigafactories di sana.
Selain itu, penjualan mobil listrik di AS juga bangkit kembali setelah mengalami penurunan selama dua tahun. Pertumbuhan tersebut didukung oleh ketersediaan model EV dan juga oleh peningkatan produksi model Tesla yang menyumbang setengah dari penjualan EV di AS.
Dominasi Tesla di AS masih belum tertandingi, terhitung sejak 2011 hingga 2019, Tesla menyumbang 40 persen dari total penjualan mobil listrik di AS. Kemudian pada 2021, Tesla menyumbang lebih dari 50 persen penjualan EV di AS dengan Tesla Model Y yang menempati urutan teratas.
Berlanjut hingga ke kuartal I/2022, Tesla Model Y tetap menjadi mobil listrik terlaris di AS dengan pangsa pasar 75 persen. Terlepas dari popularitas Tesla, hal itu menjadi tantangan bagi produsen otomotif AS lainnya untuk meluncurkan model baru dan memperluas produksi EV. Misalnya, General Motors yang berencana menyediakan 20 model EV pada 2025 dan Ford yang berharap untuk memproduksi setidaknya 2 juta EV setiap tahun pada 2026.
Memanasnya persaingan mobil listrik di AS dari pemain lama dan pendatang baru ini dapat menggerogoti pangsa pasar Tesla di tahun-tahun mendatang.
Berikut Negara dengan Pangsa Pasar Kendaraan Listrik Terbesar per 2021:
1. China: 3.519.054 unit (Pangsa pasar: 51,7 persen)
2. Jerman: 695.657 unit (Pangsa pasar: 10,2 persen)
3. Amerika Serikat: 631.152 unit (Pangsa pasar: 9,3 persen)
4. Inggris: 326.990 unit (Pangsa pasar: 4,8 persen)
5. Prancis: 322.043 unit (Pangsa pasar: 4,7 persen)