Bisnis.com, PRAYA – Sirkuit Internasional Mandalika akan kembali menjadi tuan rumah bagi gelaran Shell Eco-marathon pada 2023. Namun, khusus pada tahun depan, kompetisi inovasi efisiensi energi tingkat mahasiswa itu akan dilangsungkan dalam skala regional.
Norman Koch, Global General Manager Shell Eco-marathon mengatakan, Shell kembali menunjuk Sirkuit Internasional Mandalika sebagai tuan rumah Shell Eco-marathon pada 2023, yang akan diikuti para peserta dari kawasan Asia, Timur Tengah dan Pasifik. Hal itu dilakukan setelah pada tahun ini Sirkuit Mandalika menjadi lokasi pelaksanaan mini kompetisi Shell Eco-marathon 2022.
“Kami mengharapkan ada sekitar 80 hingga 100 tim dari 15 negara [ikut serta] pada tahun depan,” katanya, Jumat (14/10/2022).
Sekadar informasi, Shell Eco-Marathon merupakan kompetisi inovasi kendaraan hemat energi untuk pelajar dan mahasiswa. Para peserta akan ditantang menciptakan kendaraan dengan capaian perjalanan terjauh menggunakan bahan bakar paling sedikit.
Adapun, Koch mengatakan, Shell Eco-marathon 2022 untuk pertama kali digelar secara luring, setelah dua tahun sebelumnya dilaksanakan secara online akibat pandemi Covid-19.
Koch pun mengakui, pelaksanaan Shell Eco-marathon 2022 cukup menantang. Sebab, tahun 2022 masih menjadi periode transisi dari pandemi Covid-19 yang membuat berbagai negara terpaksa melakukan penutupan akses dan aktivitas sosial.
Baca Juga
“Seperti yang Anda ketahui, perencanaan tahun ini sangat sulit. Sebab kami mulai merencanakan kompetisi ini sejak September 2021. Dan pada September 2021, Anda semua tahu dunia masih dalam lockdown. Di banyak tempat, sangat sulit untuk menebak seperti apa kondisi tahun ini,” katanya.
Hal itu, menurutnya yang membuat Shell memutuskan untuk melaksanakan Shell Eco-marathon 2022 dalam format mini kompetisi, yang hanya diikuti oleh 9 negara dengan jumlah peserta sebanyak 40 tim. Adapun, pada tahun ini peserta kompetisi inovasi itu berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Korea Selatan, India, Kazakstan, dan Nepal. Indonesia menjadi negara dengan jumlah tim peserta terbanyak yakni 33 tim.
Namun, keberhasilan dalam pelaksanaan Shell Eco-marathon 2022, membuat Koch percaya diri untuk menggelar kompetisi dengan skala dan jumlah peserta yang lebih besar pada tahun depan.
“Sekarang kami merasa jauh lebih percaya diri untuk tahun depan sebagaimana pandemi belum berakhir, tetapi tentu saja dalam saat ini dalam keadaan terkendali di banyak negara. Kami merasa yakin bahwa tahun depan banyak tim akan dapat bekerja,” jelasnya.
Koch pun menegaskan, inovasi dari para peserta Shell Eco-marathon tidak hanya dilakukan untuk menguji efisiensi penggunaan bahan bakar fosil saja. Menurutnya, kompetisi ini terbuka untuk semua jenis energi.
Namun untuk saat ini, kompetisi inovasi masih difokuskan ke tiga kategori sumber daya energi. Pertama, internal combustion engine (ICE) menggunakan bahan bakar bensin, solar dan etanol atau bioetanol. Kedua, baterai listrik. Ketiga, menggunakan sel bahan bakar hidrogen.
“Kami sangat terbuka dengan penemuan dari berbagai sumber energi. Bahkan jika berbicara kendaraan bertenaga baterai listrik, bisa saja para mahasiswa yang berinovasi di kompetisi saat ini akan menjadi pembuat kendaraan listrik yang akan Anda gunakan di masa depan,” tegasnya.