Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang dengan China Jebol, Wuling Klaim Impor Komponen dari Berbagai Negara

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Wuling mengklaim tidak melakukan impor mobil baik bentuk CKD, terlebih lagi CBU.
Wuling Motors Indonesia mengenalkan kendaraan listrik pertamanya di Indonesia, Air ev sebagai kendaraan ramah lingkungan yang dijual dengan harga mulai dari Rp250 juta hingga Rp300 juta - BISNIS/Jaffry Prabu Prakoso.
Wuling Motors Indonesia mengenalkan kendaraan listrik pertamanya di Indonesia, Air ev sebagai kendaraan ramah lingkungan yang dijual dengan harga mulai dari Rp250 juta hingga Rp300 juta - BISNIS/Jaffry Prabu Prakoso.

Bisnis.com, JAKARTA - PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) mengatakan melakukan importasi komponen mobil dari berbagai negara.

Sebagai informasi, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Wuling  tidak melakukan impor mobil baik bentuk CKD, terlebih lagi CBU. Praktis, hampir seluruh produk Wuling diklaim produksi secara lokal.  

Di sisi lain, produk yang jadi andalan seperti Confero, tercatat mempunyai tingkat pembelian lokal sebagaimana diungkap sewaktu menerima fasilitas PPnBM DTP 2021, sebesar 70,5 persen. Sedangkan, salah satu produ anyar SGMW, yakni Wuling Air ev mengantongi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40,4 persen.

Brand & Marketing Director Wuling Motors, Dian Asmahani mengakui sejauh ini Wuling masih melakukan importasi untuk komponen produk yang dibesut secara lokal.

"Dari beberapa negara tergantung komponennya. Ada dari China dan ada negara lain, " ujar Dian kepada Bisnis, Senin (3/10/2022).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, importasi produk China bagian otomotif menjadi yang tertinggi.  Mengacu data Badan Pusat Statistik khusus kendaraan bermotor dan bagiannya yang dihimpun HS 87, pada periode Agustus tahun ini, nilai impor otomotif tercatat mencapai US$879,8 juta.

Adapun pada Agustus,, Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan dengan beberapa negara mitra perdagangan otomotif tradisional, seperti Thailand dan Jepang.

Dengan Jepang, Indonesia tercatat defisit perdagangan otomotif mencapai US$183,71 juta, sedangkan terhadap Thailand defisit itu mencapai US$45,57 juta.

Hal yang patut dicatat, perdagangan otomotif Indonesia kembali mencatatkan defisit dengan China. Perdagangan otomotif Indonesia terhadap China mengalami kalah telak, defisit menembus US$202,28 juta.

Indonesia mencatatkan importasi terbesar berasal dari komponen seperti gearboxes yang dihimpun HS 87084026, serta part dan aksesoris roda empat dalam HS 87089980.

Di sisi lain, seperti tercatat pada data BPS sebelumnya, importasi tertinggi yang berasal dari China merupakan produk skuter listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper