Bisnis.com, JAKARTA – Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyatakan pasar otomotif Indonesia masih bisa tumbuh dua digit. Padahal, dunia tengah menghadapi inflasi, perang di Eropa, hingga ancaman resesi.
“Jadi, kalau kita bandingkan wholesales dari tahun lalu, ada 23 persen peningkatan. Toyota juga tumbuh di angka yang sama sehingga market share kita masih ada di nomor satu seperti tahun lalu,” katanya, Selasa (5/7/2022).
Anton menjelaskan bahwa kinerja positif masih ditopang oleh dua produk andalan Toyota, yaitu Avanza dan Veloz.
Saat pasar otomotif dalam kondisi normal, yaitu pada 2019, pangsa pasar dua model tersebut sebesar 32 persen. Tahun lalu, tambah Anton, nilainya naik jadi 40 persen dan sepanjang 2022 hampir 42 persen.
“Ini pergerakan yang sangat baik. Dan saya rasa strategi memisahkan segmen Avanza dan Veloz cukup berhasil. Veloz yang dulunya mungkin dari 40-an persen itu kira-kira di angka 10 persen sampai 12 persen, sekarang naik jadi 16 persen sampai 17 persen,” jelasnya.
Toyota saat ini tengah mempromosikan fitur keamanan berkendara dengan nama Toyota Safety Sense (TSS). Teknologi ini pun kini disematkan pada Avanza dan Veloz, tidak hanya untuk kendaraan segmen menengah ke atas.
Di Veloz, Anton menuturkan bahwa konsumen yang memilih TSS sebesar 35 persen dari total penjualan model tersebut. Penerimaan yang cukup baik itu masih terus digalakkan sehingga diharapkan bisa naik menjadi 50 persen.
Sementara itu, peminat Avanza TSS masih rendah, yaitu di bawah 10 persen. Anton mengakui bahwa publik perlu diedukasi tentang keamanan berkendara. Dengan begitu, fitur yang harganya cukup merogoh kantong tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Sehingga kita bisa tambahkan fitur ini tidak hanya ke Veloz saja tapi juga ke model lain,” jelasnya.