Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi Eropa Pacu Permintaan Batu Bara, Penjualan Truk Terkerek

Tingginya permintaan batu bara menjadi berkah terselubung bagi Indonesia, termasuk penjualan truk pengangkutan.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Krisis energi di Eropa akibat konflik Rusia dengan Ukraina membuat permintaan batu bara meningkat. Ini menjadi berkah terselubung bagi Indonesia, termasuk penjualan truk pengangkutan.

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa dampak permintaan batu bara tersebut akan berdampak cukup signifikan terhadap penjualan truk.

Berdasarkan catatannya, penjualan truk tahun lalu mencapai 72.900 unit atau meningkat 71 persen dibandingkan dengan posisi penjualan 2020, yaitu 42.680 permintaan.

Tahun ini sampai bulan Mei, penjualan truk mencapai 31.559 unit. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 24.900 permintaan.

Dua periode itu, tambah Yusuf, ada momen tren kenaikan harga batu bara di global maupun dalam negeri. Ini bisa juga dilihat dari kenaikan penerimaan pajak terutama pertambangan yang mengalami kenaikan pada masa tersebut.

“Sehingga singkatnya dampak dari kenaikan harga dan permintaan batubara baik itu global dan juga domestik ikut mempengaruhi peningkatan permintaan truk pengangkutan terutama di dalam negeri,” katanya saat dihubungi Rabu (22/6/2022) malam.

Berkaca dari krisis pada akhir 2021, banyak negara akhirnya menggunakan batu bara karena pasokan gas dari Rusia terbatas. Yusuf menjelaskan bahwa kondisi tersebut akan berulang saat ini.

Apalagi, harga batu bara relatif lebih murah jika dibandingkan harga bahan baku energi lain yang tersedia saat ini. Oleh karena itu, dia memprediksi tren permintaan batu bara akan meningkat apabila konflik Rusia tak juga berakhir.

Efeknya, negara-negara yang sangat bergantung pada pasokan Rusia harus mencari produk alternatif. Batu bara akan diliat dan di saat yang sama harganya akan meningkat.

“Dalam konteks Indonesia sebenarnya ini semacam menjadi blessing in disguise [berkah terselubung] karena selain akan menyumbang pundi-pundi penerimaan negara, dia [batu bara] juga akan memberikan Efek multiplier lain termasuk di dalamnya potensi lebih bergeliatnya sektor lapangan usaha pertambangan di sisa akhir tahun ini,” jelas Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper