Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya tren permintaan batu bara belakangan ini ternyata tidak membuat Isuzu membidik sektor ini untuk memacu penjualan truknya.
Marketing Communication Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Puti Annisa Moeloek mengatakan perusahaan mencari pasar yang stabil. Sektor batu bara tidak masuk pada kriteria tersebut.
“Cuma mungkin untuk batu bara kita akan berhati-hati karena hits [trennya] sesaat habis itu menghilang. Kita cari yang sustain [keberlanjutan] lebih panjang,” katanya saat dihubungi.
Nisa menjelaskan Isuzu masih akan menyasar sektor tersebut, tetapi porsnya tidak sebesar pada fokus utama perusahaan saat ini, yaitu di sektor logistik.
Fokus utama Isuzu di sektor logistik dilandasi keyakinan bahwa pengiriman barang kebutuhan pokok tidak akan mati. Nisa mencontohkan saat Covid-19 pertama kali menyebar di Indonesia dan membuat roda ekonomi terhambat, logistik masih berputar karena distribusi harus tetap berjalan.
Tak hanya itu, sektor tersebut juga tidak terkena pembatasan kegiatan karena menyangkut hajat masyarakat Indonesia. Itulah kenapa Isuzu fokus pada pasar truk logistik karena industrinya terus tumbuh.
Sebaliknya terkait permintaan batu bara, Nisa memperkirakan efeknya pada penjualan truk tidak terlalu signifikan.
“Mungkin secara langsung karena kita [Isuzu] secara market kalau batu bara itu ada tapi tidak besar. Efek pasti ada tapi tidak langsung booming,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut Jerman dikabarkan mengajukan permintaan batu bara 5 juta sampai 6 juta ton atau separuh dari kebutuhannya ke Indonesia. Austria pun melakukan hal serupa.
Kemarin, Selasa (21/6/2022), Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa mendapat permintaan dari negara sahabat agar Indonesia mengekspor batu bara.
“Waktu Januari kita setop [ekspor] batu bara itu. Ada lima perdana menteri telepon ke saya,” katanya pada pidato Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.