Bisnis.com, JAKARTA – Kelangkaan mikrocip atau semikonduktor membuat permintaan mobil bekas tinggi. Di saat bersamaan, faktor permintaan yang tinggi ini diperparah oleh tingginya kebutuhan terhadap kendaraan roda empat yang semakin mendesak.
Dua faktor itulah yang dinilai memiliki andil paling besar dalam mengerek harga mobil bekas alias mobil seken dalam 1-2 tahun terakhir.
Pengamat Otomotif Bebin Djuana mengatakan bahwa dengan kondisi aktivitas masyarakat yang semakin longgar, pekerja diwajibkan ke kantor, hingga sekolah tatap muka 100 persen membuat masyarakat butuh alat transportasi.
“Dari situ saja terlihat kebutuhan akan kendaraan meningkat. Saya melihat sesuatu hal yang sangat wajar,” katanya kepada Bisnis, Minggu (29/5/2022).
Bebin menjelaskan bahwa di saat publik sangat butuh mobil tapi produk barunya tidak ada, maka kendaraan bekas menjadi solusi terbaik.
Meski begitu, dia melihat Indonesia masih lebih baik. Di negara besar yang penjualan mobilnya tinggi, stok agen banyak yang kosong.
Baca Juga
Bahkan, Bebin bercerita dirinya mendapat kabar dari seorang kawan yang tinggal di luar negeri, bahwa inden mobil baru bisa memakan waktu dua tahun.
“Memang sejak pertengahan 2021 fenomena ini sudah terlihat. Hanya, di negara kita belum terasa. Di luar sana sudah teriak. Mau mobil baru tidak ada barang,” jelasnya.
Sebelumnya, beberapa penjual mobil bekas baik konvensional maupun dari aplikasi penyedia jasa yang ditanya Bisnis mengakui ada peningkatan permintaan mobil bekas dan kenaikan harga. Stok mobil baru terbatas hingga modal yang sudah naik menjadi penyebabnya.