Bisnis.com, JAKARTA – Kemajuan teknologi berkendara kini tidak saja mengadopsi mesin elektrik, melainkan pula merambah penggunaan radar, kecerdasan buatan, hingga sinyal sensor. Paling mutakhir adalah munculnya banyak produk otomotif yang tak lagi perlu sopir.
Di Indonesia, salah satu uji coba terkini produk nirsopir itu adalah kehadiran Navya yang beroperasi di kawasan Q Big, BSD. Operasi perdana itu berkat kerja sama pengembang properti Sinar Mas Land dengan Mitsubishi Corporation.
Dua unit kendaraan otonom/autonomous vehicle ini baru tersedia di Bumi Serpong Damai, kawasan properti milik Sinar Mas Land. Bagi siapapun yang ingin mencicipi sensasi bus tanpa awak, pendaftaran calon penumpang dibuka umum.
Untuk merasakan bus listrik, masyarakat bisa menginstal OneSmile terlebih dahulu dari telepon pintar dan melakukan pendaftaran. Setelah terdaftar dan masuk di aplikasi, ketuk Mitsubishi automated driving test drive experience.
Anda kemudian akan diminta survei sebelum menjajal. Di situ akan tertera apakah Anda merupakan warga BSD, pekerjaan, hingga pendapatan per tahun.
Lalu, Anda akan mendapat barcode yang bisa dijadikan untuk tiket mencoba bus listrik. Mereka yang bisa menaiki ini adalah orang dewasa di atas usia 15 tahun.
Baca Juga
Saat bisnis.com menjajal dan memantau shuttle di lokasi pada pukul 10.00 WIB, Sabtu (21/5/2022), tampak belum banyak penumpang yang menunggu bus nirsopir tersebut.
Selama uji coba, pendaftar hanya bisa menaiki bus sekali dalam sehari. Baik naik ataupun turun, petugas akan memindai barcode yang sudah didapatkan.
Setelah selesai menggunakan bus listrik nirawak, Anda akan diminta untuk mengisi survei kembali. Hal tersebut untuk melihat seperti apa performa kendaraan, mulai dari cara mengemudi, belok, hingga berhenti.
KENDARAAN MASA DEPAN
Suasana di halte tunggu bus nirsopir yang dioperasikan Sinar Mas Land/Jaffry Prabu-Bisnis.com
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus mendorong pihak swasta untuk mulai memanfaatkan kendaraan otonom. Hal ini diungkapkannya dalam acara Peresmian, Jumat (20/5/2022) di BSD City, Tangerang, Banten.
“Saya bangga sektor swasta telah berperan aktif mendukung upaya pemerintah menghadirkan kendaraan masa depan ini di Indonesia. Sistem transportasi cerdas ini adalah suatu keniscayaan yang akan terjadi,” katanya dikutip melalui keterangan pers.
Menhub mengatakan, kolaborasi dengan pihak swasta akan terus dilakukan dalam rangka mendorong percepatan penggunaan transportasi otonom di Indonesia.
“Sektor swasta punya sistem yang lebih fleksibel dan terdepan untuk memanfaatkan teknologi seperti ini. Jika swasta berperan aktif ini akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. Kami dorong swasta juga ikut terlibat dalam pembangunan sistem transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) nanti,” tuturnya.
Pembangunan IKN dilakukan dengan mengusung konsep Pintar, Hijau dan Berkelanjutan (Smart, Green and Sustainability). Kehadiran transportasi cerdas dan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik otonom akan membuat Indonesia menjadi negara yang terkemuka.
“Kita harus percaya kita bisa mewujudkan ini dan momentum ini tepat ketika Indonesia dipercaya memegang Presidensi KTT G-20 tahun ini,” ucap Menhub.
Menhub berharap, selanjutnya dapat menghadirkan kendaraan otonom yang berbasis transportasi massal di Indonesia.
Penggunaan kendaraan listrik otonom memiliki sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil. Mulai dari rendahnya emisi karbon yang dihasilkan sehingga lebih ramah lingkungan, hingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan manusia.
Berdasarkan Informasi dari Sinar Mas Land, Kendaraan listrik otonom ini berasal dari Prancis dengan merek dagang Navya varian Arma. Kendaraan ini akan dioperasikan di dua titik lokasi yakni Q Big BSD City dan Kawasan BSD Green Office Park.
Navya Arma memiliki penggerak listrik dan battery pack berkapasitas 33 kWh yang dapat bertahan selama 9 jam. Kendaraan listrik itu berdimensi 4,7 m x 2,1 m dengan kapasitas penumpang 15 orang, dengan formasi 11 duduk dan 4 berdiri.
Arma dilengkapi dengan beragam sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System), sensor LIDAR (Light Radar) yang digabungkan dengan kamera resolusi tinggi untuk big data analysis, kemudian akan diproses oleh komputer yang memiliki spesifikasi tinggi tertanam di dalam mobil.
Transportasi listrik tanpa awak ini mempunyai kemampuan akselerasi, navigasi, hingga dapat mendeteksi kondisi lingkungan di sekitarnya, termasuk menghindari halangan dan melakukan pemberhentian secara otonom.