Bisnis.com, JAKARTA - Ramai bus listrik, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) lebih memilih untuk menunggu infrastruktur kendaraan listrik terbangun.
Hal ini diungkapkan oleh Chief Operating Officer PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo. Santiko mengatakan membangun bus listrik mudah ,namun harus melihat dari sisi pangsa pasar, infrastruktur, dan after sales (purna jual).
"Ya analoginya 'lahiran' gampang, tapi kan diurusnya itu yang susah, kita masih harus liat ke depannya infrastruktur dan after sales sudah memadai belum," ujar Santiko kepada Bisnis pada Jumat (13/5/2022).
Santiko pun mengatakan pihaknya sudah berada di Indonesia selama 40 tahun dan juga sudah mempunyai pabrik sehingga pihaknya ingin memulai proses bus listrik dalam jangka panjang, sehingga mudah bagi prinsipal melahirkan model listrik. Hino juga akan terus mengikuti arahan pemerintah jika sesuai dengan nilai ekonomi perusahaaan.
"Selama itu kebutuhan rakyat Indonesia, Hino pastikan untuk mem-provide," kata Santiko
Santiko juga menambahkan kendaraan berbasis listrik ini merupakan cerita lama, pemerintah Indonesia sudah sering menyampaikan keinginan untuk mengubah kendaraan konvensional menjadi berbasis listrik. Namun menurut Santiko perpindahan ke listrik ini bukanlah hal yang mudah.
Baca Juga
Menurutnya, sampai saat ini mayoritas kendaraan listrik hanya berasal dari produsen Korea Selatan yang notabene merupakan kendaraan penumpang. Sedangkan kendaraan niaga hanya berada 15 sampai 20 persen dari total penyebaran kendaraan di Indonesia, sisanya merupakan kendaraan penumpang.
"Karena mahal, investasinya itu besar," jelas Santiko.
Adapun, ketika ditanya terkait apakah Hino berniat dalam menyediakan bus listrik untuk armada Transjakarta. Hino mengatakan sampai saat ini masih mempelajari pangsa pasar, kondisi, dan infrastruktur kendaraan listrik.
"Kami ada rencana kok ke arah situ [Bus Transjakarta] tapi kami juga masih melihat pangsa pasar dan infrastruktur dulu," tutup Santiko