Bisnis.com, JAKARTA- Neraca dagang otomotif pada Januari 2022 menunjukkan adanya surplus US$32,3 juta. Padahal, pada periode sama tahun lalu, surplus tercatat sebesar US$233,8 juta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kode HS 87 terkait kendaraan bermotor dan bagiannya, mencatat nilai ekspor sebesar US$743,5 juta pada awal tahun. Sebaliknya, saat bersamaan nilai impor menembus kisaran US$711,2 juta.
Alhasil, dari ekspor dan impor tersebut, Indonesia masih mengantongi surplus sebesar US$32,3 juta. Terkait ekspor, kinerja Januari tahun ini masih memetik pertumbuhan sebesar 2,35% dibandingkan torehan pada periode sama tahun lalu yang sebear US$726,4 juta.
Di lain sisi, terjadi lonjakan drastis terhadap importasi. Nilai impor produk otomotif bertumbuh 44,3% pada Januari 2022 terhadap nilai impor pada periode sama tahun lalu yang sebesar US$492,6 juta.
Sejalan dengan pegerakkan angka tersebut, secara volume ekspor dan impor kendaraan bermotor, khususnya roda empat juga mengalami pertumbuhan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor kendaraan utuh selama Januari tahun ini mencapai 24.510 unit, naik 19,83 persen menjadi 20.454 unit.
Sebaliknya, impor kendaraan utuh melejit pada awal tahun ini. Secara volume, jumlah kendaraan utuh yang diimpor pada bulan pertama tahun ini sebanyak 3.710 unit, melesat 75,9 persen dari sebelumnya 2.109 unit pada periode sama tahun lalu.
Baca Juga
Dari data yang sama, BPS mencatat kinerja ekspor dan impor otomotif selama 2021 masih mengoleksi kinerja positif. Surplus pada tahun lalu mencapai US$1,9 miliar, dari kinerja ekspor senilai US$8,63 miliar dan impor sebesar US$6,7 miliar.
Meskipun demikian, Indonesia harus mengkhawatirkan pergerakan neraca dagang dengan China. Dari data BPS, selama 2021, kinerja ekspor-impor dengan “Negeri Panda” mengalami defisit yang parah, sekitar US$1,38 miliar.
Importasi produk otomotif yang berasal dari China selama tahun lalu mencapai US$1,51 miliar, sedangkan ekspor hanya senilai US$132,8 juta. Persoalannya, dari data Gaikindo, merk mobil asal China seperti Wuling, DFSK, dan FAW tidak banyak melakukan impor kendaraan utuh.