Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Motor Corporation mencatatkan laju peningkatan laba bersih sebesar 33 persen pada kuartal III/2021, meski ada pengurangan produksi akibat krisis pasokan semikonduktor atau cip.
Berdasarkan laporan resmi Toyota, dikutip pada Sabtu (6/11/2021), laba bersih Toyota global mencapai 626,6 miliar yen atau setara US$5,1 miliar secara tahunan. Jumlah itu naik 33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 470.525 miliar yen.
Sementara itu, laba operasional Toyota naik 48 persen secara tahunan dari 506,0 miliar yen pada September 2020, menjadi 749,9 miliar yen pada periode yang sama tahun ini.
Dari sisi pendapatan, Toyota mampu mempertahankan pertumbuhan sebesar 11,4 persen menjadi 7,55 triliun yen atau setara US$67,62 miliar. Capaian ini terjadi bahkan saat penjualan ritel global turun 0,5 persen menjadi 2,51 juta unit.
CFO Toyota Motor Corporation Kenta Kon mengatakan pengendalian biaya, manajemen investasi dan kekuatan penetapan harga membuat perusahaan mampu mempertahankan laba, meski dikelilingi oleh krisis cip yang membuat mereka terpaksa mengurangi produksi.
“Volume produksi menurun secara global, tetapi pemasok, pabrik, dan dealer kami berupaya keras untuk memasok mobil sebanyak mungkin,” kata Kenta Kon dalam keterangan tertulis.
Kenta berharap produksi Toyota dapat kembali bangkit secara bertahap mulai Desember 2021 dan berlanjut hingga tahun depan setelah krisis mereda. Namun, menurutnya, masih ada ketidakpastian tentang pasokan serta sejumlah gangguan kecil lainnya.
“Risiko [memang] jauh lebih kecil. Namun, kami tidak berada di tempat untuk mengatakan bahwa risikonya nol,” ujarnya.
Toyota Motor Corporation berencana memproduksi 850.000 dan 900.000 kendaraan di seluruh dunia pada November 2021. Jumlah ini terkoreksi 15 persen dari rencana sebelumnya, yang ingin memproduksi 1 juta unit pada bulan ini.