Bisnis.com, JAKARTA – Industri otomotif nasional cukup santer dikaitkan dengan persaingan antara pabrikan asal Jepang dan Korea Selatan.
Pabrikan asal Negeri Sakura dikenal dengan inovasinya di mobil konvensional dan hybrid, sedangkan pabrikan dari Negeri Gingseng berhasil mendobrak pasar dengan inovasi mobil listriknya.
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur mengatakan bahwa dirinya tidak menampik adanya kompetisi di industri otomotif dalam negeri.
Dia pun menilai, kompetisi bukan sebagai hal yang meresahkan, tetapi sebagai tren positif yang bisa menguntungkan industri otomotif nasional dan konsumen.
“Bahkan, ini sangat menarik dan baik untuk konsumen. Dengan berbagai macam produk, maka masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih lebih banyak,” katanya saat ditanyai Bisnis, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, setiap pabrikan mobil pasti memiliki keunggulan dalam inovasi di setiap produknya. Hal itu kemudian menjadi nilai lebih yang bisa menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produknya.
Adapun, Hyundai memilih untuk menerapkan strategi yang berorientasi kepada pelanggan. Hal itu, kata dia, membuat perusahaan berupaya untuk memberikan produk yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, seperti mobil listrik yang efisien, bertenaga, berteknologi tinggi, dan aman.
“Lagi pula kami sudah berhasil menurunkan harga mobil listrik yang dulunya miliaran rupiah menjadi Rp600 juta hingga Rp700 juta,” ujarnya.