Bisnis.com, JAKARTA — Presiden dan CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda kembali melempar kritik terhadap perkembangan industri otomotif. Kali ini giliran teknologi mobil otonom yang menjadi sasaran.
Kritik tersebut dia lempar setelah mobil otonom Toyota, e-Palette menabrak seorang atlet saat Paralympic Games 2020. Insiden ini terjadi pada 26 Agustus ketika kendaraan otonom menabrak pejalan kaki dengan gangguan penglihatan. Toyoda sendiri telah meminta maaf atas kecelakaan tersebut.
Oleh karena itu dia menilai mobil otonom level 5 atau dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia tidak realistis untuk melaju di jalan biasa. Toyoda pun mempertanyakan perlombaan antar pabrikan untuk menjadi merek pertama yang memiliki mobil otonom level 5 yang dapat berjalan di jalan raya.
“Ada tekanan pada pembuat mobil untuk menjadi yang pertama merilis kendaraan Level 5, tetapi saya telah mengatakan bahwa kita tidak boleh ikut-ikutan seperti itu,” katanya, mengutip Carscoops, Senin (13/9/2021).
Adapun ini bukan kali pertama Toyota melempar kritik tajam terhadap perkembangan industri otomotif. Sebelumnya dia menyesalkan tren berlebihan dalam mengadopsi mobil listrik di Jepang. Pasalnya, menurut dia Negeri Sakura akan kehabisan listrik pada musim panas bila semua kendaraan menggunakan baterai sebagai sumber tenaga.
Sementara itu Toyota sendiri telah membeli divisi mobil otonom Lyft seharga US$550 juta. Toyota mengakuisisi seluruh tim dari divisi mobil otonom Lyft yang memiliki tingkat otonom Level 5, atau tertinggi dalam klasifikasi mobil yang memiliki kecerdasan buatan tersebut. Nantinya seluruh tim akan bergabung dengan anak perusahaan Toyota, Woven Planet, dalam mengembangkan teknologi tersebut untuk mobil masa depan.
Baca Juga
Selain Toyota, sejumlah pabrikan otomotif juga tengah mengembangkan mobil otonom. Volkswagen misalnya, yang sudah menjanjikan mobil otonom level 5 pada 2025.
Pabrikan otomotif lain, Honda, telah mengumumkan bahwa mereka akan memulai program pengujian untuk kendaraan otonom pada bulan ini, atau September 2021. Langkah ini diambil untuk menuju bisnis layanan mobilitas kendaraan otonom (MaaS) di Jepang, yang rencananya akan diluncurkan oleh Honda berkolaborasi dengan Cruise dan General Motors.