Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil Prancis Renault akan membangun bisnis di China dengan membuat usaha patungan produsen mobil hybrid bersama Geely Holding Group.
Perusahaan patungan itu akan memproduksi dan menjual mobil hybrid bensin-listrik merek Renault di China. Mereka akan berkolaborasi dalam teknologi, rantai pasokan, fasilitas manufaktur, pemasaran, dan penjualan.
Mengutip Tempo, Selasa (10/8/2021), Renault dan Geely juga sepakat mengeksplorasi bersama Lynk & Co-Geely Korea Selatan, pemegang merek mobil hybrid. Lebih dari dua dekade Renault sudah menjual mobil di Korsel.
Geely dan Renault juga turut mengembangkan mobil listrik baterai. Bagi Geely, produsen mobil lokal terbesar di China, penjualan dan usaha patungan baru ini dapat memperkuat strateginya dalam teknologi sehingga manufaktur.
Renault mengharapkan kemitraan ini dapat membantu membangun kembali kehadirannya di China setelah mengakiri usaha patungannya dengan Dongfeng Motor Group pada 2020.
Pada awalnya usaha patungan memproduksi mobil hybrid ini akan berfokus menjual di China dan Korea Selatan. Tapi kemudian Renault dan Geely sepakat diperluas ke pasar Asia yang dinilai tumbuh dengan cepat.
Sebelumnya, Suzuki bergabung dengan Toyota mendirikan perusahaan patungan untuk memproduksi mobil listrik kecil. Suzuki bersiap memasuki pasar mobil dan motor listrik di India mulai 2025.
Presiden Toyota Motor Akio Toyoda mengatakan bergabungnya Suzuki dan Daihatsu ke dalam proyek mobil listrik ini diharapkan dapat memperluas lingkaran kerja sama.
"Saya percaya bahwa kami akan dapat mengambil satu langkah lebih dekat ke masyarakat mobilitas yang lebih baik," ujar Toyoda, mengutip Tempo, Kamis (22/7/2021).
Dalam kolaborasi ini, Suzuki dan Toyota akan memproduksi mobil listrik kecil yang dilengkapi teknologi keselamatan canggih. Mobil listrik mini tersebut juga akan dijual dengan harga yang terjangkau tanpa mengabaikan kualitas.
Mobil listrik kecil ini juga akan menggendong mesin listrik yang ramah lingkungan dan mengadopsi teknologi otonom.