Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) mencatat penjualan mobil anjlok 96 persen secara bulanan pada Juni 2021, atau menjadi 1.921 unit. Hal ini sejalan dengan kebijakan lockdown yang diambil oleh pemerintah setempat.
Penjualan Juni 2021 juga anjlok secara tahunan atau turun 95,7 persen dibandingkan dengan Juni 2020. Kendati demikian penjualan sepanjang tahun berjalan masih lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Malaysia mencatat penjualan mobil sepanjang Januari–Juni naik 43,6 persen secara tahunan menjadi 249.129 unit.
Mengutip Paultan.org, Kamis (22/7/2021), merosonya pasar otomotif sudah dalam perkiraan. Sepanjang pemberlakukan kebijakan lockdown di Malaysia, seluruh dealer ditutup sejak 1 Juni 2021.
Kendati semua dealer mengalami penutupan, tetapi Malaysia masih mencatat penjualan. Menurut asosiasi hal itu terjadi lantaran limpahan proses pendaftaran Mei 2021.
Pada intinya pendaftaran tersebut adalah mobil-mobil yang telah disetujui proses kreditnya sebelum lockdown. Kendati sudah didaftarkan, mobil-mobil tersebut belum diantarkan ke konsumen.
Dengan hampir berakhirnya Juli dan dealer masih tutup, asosiasi berharap angka penjualan bulan ini akan sangat minimal. Meskipun pembebasan pajak penjualan, yang seharusnya berakhir pada 30 Juni, telah diperpanjang hingga akhir tahun, pendaftaran mobil diperkirakan tidak akan naik bahkan ketika dealer dibuka.
Hal tersebut disebabkan oleh utilitas pabrik juga statis karena fasilitas perakitan ditutup. Aktivitas produksi dapat dilakukan pada fase dua pembatasan mobilitas.
Sementara itu di Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil Juni 2021 naik 2,5 persen secara bulanan. Pada periode yang sama pengiriman dari pabrik ke dealer naik 33,5 persen.
Perusahaan otomotif di Tanah Air menyatakan hal tersebut disebabkan oleh konsumen masih menunggu aturan resmi terkait perpanjangan diskon PPnBM 100 persen untuk menerima unit mobil yang telah dipesan.