Bisnis.com, JAKARTA — Volvo Cars telah setuju untuk mengambil alih operasional di China dari perusahaan induknya, Geely Automobile Holdings Ltd. Hal ini berpotensi meningkatkan valuasi perusahaan menjelang penjualan saham yang direncanakan.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News bulan lalu, Chief Executive Officer Geely Daniel Li mengatakan dia memperkirakan rencana pencatatan Volvo di bursa saham Nasdaq Stockholm akan dilakukan dengan cukup cepat.
Adapun kesepakatan di China akan membuat Volvo menjadi produsen mobil asing besar pertama yang mendapatkan kendali penuh atas operasinya di negara tersebut, kata Chief Executive Officer perusahaan Swedia Hakan Samuelsson dalam sebuah pernyataan, mengutip Bloomberg, Kamis (22/7/2021). Namun perusahaan menolak untuk mengomentari persyaratan kesepakatan.
Adapun pada tahun depan atau 2022, China akan menghapus batas 50 persen pada investasi pembuat mobil asing dalam usaha patungan yang membuat mobil bertenaga bensin, setelah mengangkat batas untuk produsen kendaraan listrik pada 2018. Tesla Inc. adalah pembuat mobil non-China pertama yang mendirikan usaha yang dimiliki sepenuhnya di pasar mobil terbesar di dunia tersebut.
Baca Juga : Laju Ekspor Mobil Akan Terganjal Euro 5 Vietnam? |
---|
Berdasarkan perjanjian, Volvo akan membeli tambahan 50 persen saham di Daqing Volvo Car Manufacturing Co. dan Shanghai Volvo Car Research and Development Co. Transaksi tersebut akan diselesaikan dalam dua tahap, dimulai pada tahun 2022 ketika batasan joint-venture dicabut, dan diharapkan akan selesai secara resmi pada 2023.
Sementara itu Pembuat mobil Jerman BMW AG dan Volkswagen AG telah bergerak untuk mengakuisisi saham yang lebih besar dalam usaha patungan mereka setelah pemerintah negara bagian mengumumkan rencana untuk mengangkat batas saham.
Pada tahun 2018, BMW mengatakan akan membayar 3,6 miliar euro untuk memiliki 75 persen dari usahanya dengan Brilliance China Automotive Holding Ltd. pada tahun 2022. Tahun lalu, VW meningkatkan kepemilikannya dalam usaha dengan Anhui Jianghuai Automobile Group menjadi 75 persen.
Daimler AG juga telah membahas peningkatan kepemilikan usaha dengan BAIC Motor Corp, orang-orang yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan.