Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Indonesia Alami Keterbatasan Pasokan Cip Semikonduktor

Toyota sendiri diketahui menjadi merek mobil yang paling laris pada Mei 2021 dalam penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) dan retail sales (dari dealer ke konsumen).
Ilustrasi pabrik mobil. /Istimewa
Ilustrasi pabrik mobil. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kesulitan memenuhi permintaan konsumen di tengah naiknya pemesanan mobil baru. 

“Kita memang menghadapi keterbatasan pasokan semikonduktor,” kata Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN Bob Azam kepada Tempo.co, Selasa (22/6/2021).

Sementara itu, pemerintah Republik Indonesia dikabarkan bakal melanjutkan diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) 100 persen hingga Agustus 2021 mendatang.

Keputusan dalam melanjutkan insentif PPnBM nol persen ini memang sengaja dilakukan untuk membangkitkan sektor ekonomi otomotif. Hasilnya pun sudah terlihat sejak awal tahun ini.

“Dalam situasi pandemi yang sedang meningkat tidak mudah untuk menaikkan kapasitas agar bisa memenuhi setiap permintaan konsumen. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk menenuhinya,” lanjut Bob.

Toyota sendiri diketahui menjadi merek mobil yang paling laris pada Mei 2021 dalam penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) dan retail sales (dari dealer ke konsumen).

Menurut Gabugan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produski Toyota turun 37,2 persen secara bulanan menjadi 25.925 unit. Pada periode yang sama penjualan retail dan wholesales ikut melorot 22,0 persen dan 18,5 persen. 

Secara nasional, produksi kendaraan bermotor roda empat dan lebih turun 32,0 persen secara bulanan atau menjadi 63.636 unit. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Maret 2021, atau awal penerapan PPnBM, di mana volume produksi naik 31,7 persen secara bulanan. 

Kementerian Keuangan memastikan sejumlah insentif yang akan diperpanjang periode pemberlakuannya seperti Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil. “Sekali lagi ini adalah insentif agar sektor ekonomi bangkit dan masyarakat mulai menggunakan resources-nya untuk konsumsi, terutama kelompok menengah atas,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper