Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai kebijakan PPnBM yang diberikan pemerintah untuk industri otomotif sudah cukup untuk saat ini. Oleh karena itu, asosiasi menilai tidak perlu lagi ada tambahan insentif.
Sebelumnya, Chongqing Sokon Motor Group Co Ltd sebagai perusahaan induk pemilik merek DFSK menyebut bahwa diskon PPnBM hanya menguntungkan konsumen saja. Oleh sebab itu perusahaan berharap adanya ketentuan baru dari Pemerintah Indonesia untuk memberikan insentif baru bagi produsen otomotif.
"Pajak nol persen itu insentif yang lebih banyak dinikmati oleh pembeli, bukan penjual atau produsen seperti kami. Jadi kami berharap adanya kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia untuk produsen bisa berkembang lagi," kata General Manager Chongqing Sokon Motor Group Co Ltd, Zhang Xingyan, dikutip dari Antara, Jumat (4/6/2021).
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menilai insentif baru itu masih belum diperlukan saat ini. Insentif PPnBM yang diberlakukan pemerintah sejak Maret lalu dinilai sudah cukup membantu meningkatkan industri otomotif Tanah Air.
"Insentif untuk apalagi? Saat ini kita sudah ada insentif PPnBM, jadi kita maksimalkan saja kebijakan ini. Kebijakan ini jelas berpengaruh besar terhadap industri otomotif Tanah Air, bahkan saat ini penjualan mobil kita sudah meningkat mencapai 174 persen," jelas Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara, saat dihubungi Tempo, Jumat (4/6/2021).
Lebih lanjut, Kukuh mengatakan bahwa saat ini insentif PPnBM juga sudah membantu meningkatkan penjualan produsen mobil di Indonesia, setelah sempat anjlok akibat pandemi Covid-19.
"Pabrikan pasti merasakan pengaruh dari penerapan PPnBM ini, dari yang semula produksi menurun akibat pandemi, sekarang sudah kembali normal. Bahkan meningkat dari biasanya. Tenaga kerja juga bisa kembali bekerja dengan normal," katanya.
Mengutip data Gaikindo, penjualan ritel mobil sepanjang Januari–April 2021 naik 5,9 persen secara tahunan atau menjadi 257.953 unit. Hal ini disebabkan oleh penjualan pada Maret dan April, di mana kebijakan PPnBM mulai diberlakukan, yang hampir menyentuh level normal atau sekitar 80.000 unit per bulan.
Sementara itu dari sisi produksi, Gaikindo mencatat industri mobil masih mengalami kontraksi. Hal ini disebabkan oleh produksi pada periode April yang turun 11,7 persen secara bulanan.
Sebelumnya, Gaikindo menyebut penurunan produksi tersebut karena berkurangnya hari kerja pada Ramadan dan Idulfitri serta dampak dari krisis pasokan cip semikonduktor.