Bisnis.com, JAKARTA- Program penarikan kembali kendaraan bermotor yang telah beredar atau recall, merupakan mekanisme lazim di dunia otomotif. Mungkin dulu, program ini menemukan banyak kesulitan karena produsen sukar menghubungi pemilik langsung kendaraan yang kerapkali telah berpindah tangan.
Di dunia, puluhan juta mobil pernah ditarik dari peredaran secara serentak terkait cacaat fungsi kantong udara Takata yang berawal pada 2013. Saat itu, kantong udara Takata diidentifikasi mengalami cacat fungsi karena melontarkan logam saat mengembang.
Seiring kejadian tersebut, maka produsen yang menggunakan komponen kantong udara Takata, saat itu meliputi berbagai pabrikan raksasa seperti Toyota, Nissan, Honda, hingga Mazda ramai-ramai menarik produk untuk mengganti komponen. Bahkan, merek-merek keluaran Eropa dan Amerika juga terpaksa menarik produk mereka.
Pada waktu itu, pabrikan-pabrikan tersebut pun ikut menarik produk dari pasar Indonesia. Terutama produk yang diproduksi pada rentang waktu 2000-2004. Tercatat Honda menarik sekitar 7.900 unit mobil, termasuk Honda CR-V dan Honda Civic.
Nissan melakukan recall terhadap X-Trail buatan 2000-2001. Mazda menarik produk Mazda 6 keluaran 2002-2005.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto pernah mengatakan kepada Bisnis.com, bahwa program recall adalah bentuk komitmen produsen kepada perlindungan konsumen. Terlebih lagi kini banyak pabrikan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi guna mengakselerasi program recall serta untuk lebih memudahkan konsumen.
Sebab, mekanisme recall yang merupakan bentuk tanggung jawab produsen harus mensyaratkan kemudahan bagi konsumen. Artinya, konsumen secara mudah dapat mengakses informasi terkait recall hingga menjalani proses perbaikan kendaraan.
Pada tahun lalu, Honda Prospect Motor (HPM) juga melakukan program recall. Dalam program itu, Honda melakukan perbaikan komponen fuel pump bagi produk-produknya di Indonesia.
Honda menghubungi tiap-tiap konsumen pemilik kendaraan yang disasar program recall. Selain itu, konsumen pun dapat langsung menggali informasi dengan menghubungi hotline customer care Honda. Konsumen juga dapat melakukan pengecekan sendiri dengan memasukkan nomor rangka mobil di website http://pud.honda-indonesia.com/.
Begitupun program recall terbaru dari Toyota Astra Motor (TAM) yang memudahkan konsumen dengan memanfaatkan berbagai saluran termasuk platform digital. Toyota mengerahkan seluruh jaringan penjualan sebanyak 298 bengkel di Indonesia. Konsumen cukup menghubungi jaringan outlet Toyota ataupun menghubungi Toyota Customer Care (24 jam) di nomor telepon 1-500-315.
Selain itu, pelanggan dapat juga mengunjungi website resmi Toyota di www.toyota.astra.co.id/ssc untuk melakukan pengecekan, dengan memasukkan nomor rangka dan selanjutnya akan muncul informasi apakah kendaraannya masuk dalam program recall Toyota. Pengerjaan pengecekan dan penggantian komponen hanya memakan waktu sekitar dua jam.
Dalam waktu singkat, sekitar 60% pemilik produk yang terkena sasaran perbaikan diklaim telah memanfaatkan program recall. Setidaknya dengan kemajuan teknologi informasi, proses recall bisa lebih mudah dan cepat baik bagi produsen maupun konsumen.