Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPNBM Nol Persen: Cek Keuangan Dulu Sebelum Membeli Mobil

Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), tentu sangat menggiurkan masyarakat yang memiliki cita-cita membeli mobil tahun ini.
Honda Brio RS. /HONDA
Honda Brio RS. /HONDA

Bisnis.com, JAKARTA - Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), tentu sangat menggiurkan masyarakat yang memiliki cita-cita membeli mobil tahun ini.

Relaksasi pajak sebesar 0 persen berlaku untuk mobil baru berkapasitas mesin 1.500 cc ke bawah yang diproduksi secara domestik dengan komposisi lokal lebih dari 70 persen, pada periode Maret hingga Mei 2021. 

Sebagian kalangan tentu memandang hal ini sebagai peluang emas untuk membeli kendaraan roda empat karena adanya potongan harga yang cukup signifikan. 

Berikut tips dari Lifepal yang diperhatikan sebelum membeli mobil di masa PPnBM nol persen:

WFH

Tidak sedikit dari Anda yang akhirnya menjalani aktivitas mencari nafkah di rumah karena pandemi Covid-19. Secara tidak langsung, mobilitas Anda secara keseluruhan menjadi berkurang secara drastis setiap harinya.

 Mobil seharga ratusan juta Rupiah tentu bukan menjadi pilihan yang tepat untuk dibeli saat ini karena Anda belum tentu membutuhkannya. Mengingat mobilitas Anda yang rendah, dan Anda pun masih bisa terbantu oleh kendaraan umum, online, atau sepeda motor.

Ketahuilah bahwa, mobil tak terpakai juga membutuhkan perawatan. Apakah Anda bersedia membayar biaya-biaya perawatan, asuransi mobil, sekaligus pajak tahunannya?

Kebutuhan pokok atas hunian belum terpenuhi dengan baik
Bila Anda adalah perantauan yang bercita-cita menetap di satu kota dalam jangka waktu lama, pertimbangkanlah untuk membeli hunian terlebih dulu daripada mobil

Memiliki hunian tentu sangat berguna ketimbang tinggal di rumah sewa dalam waktu yang lama. Aset berupa hunian, bisa Anda jadikan warisan yang berharga untuk istri dan anak Anda kelak. 

Oleh karena itu, ketimbang harus memanfaatkan momentum relaksasi PPnBM, penuhilah kebutuhan pokok ini terlebih dulu agar hidup Anda lebih nyaman di masa yang akan datang.

Sedang banyak cicilan utang

Berapa besaran cicilan utang yang Anda bayarkan secara rutin per bulan? 

Anggap saja, saat ini cicilan kartu kredit Anda setara dengan 20% dari pemasukan. Namun Anda memutuskan untuk mengkredit mobil, dan cicilan utang per bulan yang dibebankan ke Anda setara dengan 25%. Alhasil, total cicilan utang Anda per bulan adalah 45%.

Studi kasus di atas menunjukkan bahwa cicilan utang Anda sudah terlalu berat. Cicilan utang yang dinilai cukup ideal adalah maksimal 35% dari pemasukan bulanan. 

Semakin besar cicilan, maka makin berat Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun berinvestasi. 

Jika Anda bekerja atau berbisnis di industri yang terdampak pandemi
Ketika Anda bekerja atau menjalani usaha di industri yang terdampak pandemi, maka risiko akan berkurang atau hilangnya penghasilan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Alangkah lebih baik untuk menunda pembelian aset mahal terlebih dulu untuk sementara waktu.

Tinjaulah kesediaan dana darurat dan proteksi Anda terlebih dulu sebelum Anda memutuskan untuk membeli mobil baru.

Kesehatan keuangan sudah baik?

Kesehatan keuangan tidak hanya diukur dari jumlah utang tertunggak, cicilan, dana darurat, dan asuransi, melainkan juga soal kepemilikan jumlah aset investasi yang ideal. 

Membeli mobil, baik dalam bentuk tunai atau kredit akan menyebabkan berkurangnya aset lancar dalam jumlah besar di tabungan. Berkurangnya aset lancar bisa menyebabkan masalah baru dalam keuangan Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper