Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif seperti Toyota, Honda hingga Hyundai merancang strateginya masing-masing dalam menghadapi kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% hingga opsen pajak pada 2025.
Pasalnya, para agen pemegang merek (APM) tersebut menilai bahwa Tarif PPN 12% hingga pungutan opsen pajak itu merupakan sebuah tantangan bagi industri otomotif yang berisiko menurunkan daya beli masyarakat terhadap kendaraan.
PT Toyota Astra Motor (TAM) yang dinaungi PT Astra International Tbk. (ASII) pun tengah putar otak untuk mengompensasi kenaikan harga mobil akibat tarif PPN 12%.
Strategi Toyota
Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan saat ini pihaknya belum menentukan berapa persen kenaikan harga jual mobil lantaran masih dalam proses finalisasi harga untuk penyesuaian terhadap PPN 12%.
Namun demikian, Toyota akan berkoordinasi dengan para perusahaan manufaktur agar tidak menaikkan harga komponen otomotif, mengingat sebagian besar mobil Toyota merupakan produksi lokal.
"Untuk mengompensasi kenaikan harga dari komponen pajak di tahun 2025, TAM berkoordinasi intens dengan manufaktur untuk tidak menaikkan harga dari sisi produsen," ujar Anton kepada Bisnis, dikutip Rabu (8/1/2025).
Baca Juga
Secara internal, dia mengatakan Toyota bakal mendiskusikan strategi bersama diler dan value chain untuk terus menyediakan paket solusi mobilitas serta layanan purnajual (aftersales) yang kompetitif guna memenuhi beragam kebutuhan.
Terlepas dari tantangan tersebut, Toyota masih optimistis penjualan mobil dapat meningkat tahun ini. Alasannya, pemerintah juga memberikan insentif terbaru untuk mobil hybrid yang diproduksi secara lokal berupa pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%.
Pasalnya, Toyota memiliki sejumlah model mobil hybrid rakitan lokal seperti Kijang Innova Zenix Hybrid hingga Yaris Cross Hybrid dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 70%.
"Kami harap insentif ini tidak hanya meningkatkan market di 2025 tapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan berbagai pilihan teknologi kendaraan ramah lingkungan," pungkas Anton.
Strategi Honda
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy pun mengakui ada banyak faktor dalam menentukan harga jual di awal tahun ini. Honda pun akan terus memantau dan mempelajari kondisi pasar pada awal 2025.
Selain itu, lanjutnya, Honda akan menyesuaikan strategi untuk menjaga permintaan konsumen tetap tumbuh, salah satunya dengan memberikan keringanan atau insentif yang mempermudah konsumen untuk membeli mobil.
"Dalam setiap strategi penentuan harga, kami selalu memberikan nilai lebih yang didapatkan oleh konsumen, antara lain dengan memberikan berbagai insentif seperti program penjualan yang mempermudah konsumen untuk melakukan pembelian," ujar Billy saat dihubungi Bisnis.
Terlebih, Pemerintah resmi memberlakukan aturan opsen pajak pada Minggu (5/1/2025). Adapun, besaran tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) di setiap daerah berbeda-beda, sehingga Honda saat ini tengah mengumpulkan data opsen tiap daerah.
"Kami sedang mengumpulkan data terkait pajak opsen di setiap daerah. Kami yakin pemerintah daerah juga pasti akan mempertimbangkan yang terbaik untuk kemajuan industri tentunya," katanya.
Opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).