Bisnis.com, JAKARTA – Deretan pabrikan mobil asal China tengah mengedepankan strategi penyesuaian harga jual mobilnya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, pemangkasan harganya bisa tembus puluhan juta hingga nyaris ratusan juta rupiah.
Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, pemangkasan harga mobil China di Indonesia mencerminkan strategi penetrasi pasar agresif dengan memanfaatkan keunggulan biaya produksi mereka yang sangat efisien.
"Skala ekonomi produksinya yang semakin sulit dikalahkan semua kompetitornya, serta perakitan lokal yang ada untuk menekan harga jualnya, mengikuti model bisnis yang dilakukan beberapa brand EV China ini," ujar Yannes kepada Bisnis, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, secara positif, hal ini tentunya akan memperluas akses masyarakat pembeli pertama segmen kelas menengah (middle income class) pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV), serta mendukung percepatan transisi energi.
Selain itu, kata Yannes, strategi ini juga memaksa produsen lain berinovasi lebih cepat demi menekan harga jual atau setidaknya mengurangi secara masif margin profit mereka.
"Namun, risiko jangka panjangnya signifikan. Potensi perang harga destruktif yang menekan margin industri, nilai jual kembali terdepresiasi 40%-46%, serta ketergantungan pada impor yang semakin tinggi ini kelak dapat merusak dan merontokkan ekosistem rantai pasok lokal," jelasnya.
Baca Juga
Dia mengatakan, penurunan harga mobil China ibarat pedang bermata dua. Sisi positifnya, dapat membuka peluang lebih luas bagi masyarakat untuk mengakses teknologi EV dengan harga terjangkau.
"Namun, hal itu sekaligus menimbulkan kekecewaan mendalam bagi pembeli awal dengan keuangan terbatas tapi ingin menikmati teknologi baru ini harus menanggung depresiasi nilai begitu tinggi," katanya.
Alhasil, hal ini berpotensi akan mengubah paradigma pembelian mobil baru sebagai sebuah investasi yang bernilai (valuable). Dampak psikologis ini memperkuat stigma rendahnya nilai investasi EV, khususnya di kalangan kelas menengah yang menganggap mobil sebagai simbol status dan aset jangka panjang.
Fenomena ini mendorong semakin banyak calon pembeli kelas menengah untuk mengadopsi pola wait and see, menunggu diskon tambahan atau kepastian kebijakan sebelum berkomitmen [membeli]. Akibatnya mobil pun perlahan bergeser citranya menjadi komoditas teknologi dengan risiko depresiasi tinggi," pungkasnya.
Mobil China Pangkas Harga
Berdasarkan catatan Bisnis, sejumlah pabrikan mobil asal China terpantau menurunkan harga jual mobilnya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, penurunan harganya bisa tembus puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Salah satu pabrikan China yang memangkas harga adalah Chery. Saat perdana meluncurkan Omoda E5 pada Februari 2024, pabrikan mobil listrik China itu membanderol harga Rp498,8 juta untuk on the road Jakarta.
Kini, Chery telah melepas nama Omoda sehingga hanya menjadi Chery E5 dan harga jual kendaraan tersebut turun signifikan menjadi Rp399,9 juta. Bahkan, untuk varian Pure, harganya sekarang mulai Rp369,9 juta sehingga penurunan harganya nyaris Rp100 juta.
Selain itu, merek China lainnya yang memangkas harga yaitu BAIC. Model BJ40 Plus yang dirakit lokal jauh lebih murah jika dibandingkan dengan yang diimpor utuh yakni dari Rp790 juta menjadi Rp698 juta, alias mengalami penurunan Rp92 juta.
Berikutnya, produsen otomotif asal China, PT Jetour Motor Indonesia juga kembali menurunkan harga jual untuk dua model sport utility vehicle (SUV) andalannya, yakni Jetour Dashing dan X70 Plus. Sejak perdana diluncurkan, Jetour sudah dua kali memangkas harga model kendaraannya.
Jetour Dashing Journey kini turun menjadi Rp348,8 juta dan Jetour Dashing Inspira dengan harga Rp379,8 juta OTR Jakarta. Selain itu, Jetour X70 Plus varian Journey dibanderol seharga Rp359,8 juta dan Jetour X70 Plus varian Inspira dengan harga Rp389,8 juta.
Tak ketinggalan, merek asal Inggris yang diakuisisi China, Morris Garage (MG) juga memangkas harga jual mobilnya secara signifikan, khususnya pada mobil listrik MG 4 EV.
Saat perdana diluncurkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, mobil listrik ini masih berstatus impor utuh alias CBU dari Thailand, dibanderol mulai Rp649,9 juta. Kini, MG 4 EV dibanderol senilai Rp405 juta usai dirakit secara lokal di Cikarang. Alhasil, penurunan harganya tembus Rp244,9 juta.