Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Urung ke Indonesia, Ini Penjelasan Kemenperin Soal Kendaraan Listrik

Meski Tesla urung memilih Indonesia sebagai basis investasi, Kementerian Perindustrian memastikan target pengembangan produksi kendaraan listrik saat ini masih berjalan sesuai dengan rencana yang disusun pada roadmap.
Hyundai Kona EV. Hyundai telah memulai penjualan mobil listrik baterai di Indonesia dengan menghadirkan Hyundai Kona EV, dan Hyundai Ioniq. /Hyundai
Hyundai Kona EV. Hyundai telah memulai penjualan mobil listrik baterai di Indonesia dengan menghadirkan Hyundai Kona EV, dan Hyundai Ioniq. /Hyundai

Bisnis.com, JAKARTA — Meski Tesla urung memilih Indonesia sebagai basis investasi, Kementerian Perindustrian memastikan target pengembangan produksi kendaraan listrik saat ini masih berjalan sesuai dengan rencana yang disusun pada roadmap.

Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, mengatakan secara prinsip pemerintah telah menetapkan target bahwa pada 2025 produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB mencapai 400.000 unit untuk roda empat dan 1,76 juta unit roda dua.

Target produksi tersebut akan terus meningkat hingga pada 2030 mencapai 600.0000 unit kendaraan roda empat dan 2,45 juta unit kendaraan beroda dua.

Menurut Taufiek, hal itu sejalan dengan kebutuhan membangun ekosistem, termasuk komponen baterai listrik dan motor listrik juga sepeda motor listrik yang dikembangkan.

"Kebutuhan green dan pengurangan emisi CO2 menjadi platform kebijakan kami termasuk dalam penyusunan roadmap dan regulasi yang lain," katanya kepada Bisnis, Selasa (23/2/2021).

Taufiek sebelumnya menjelaskan potensi pengembangan kendaraan listrik juga membuka prospek bisnis baru, seperti pengembangan kendaraan jenis internal combustion engine (ICE) yang masih memberikan kontribusi hingga 99 persen terhadap PDB industri otomotif nasional.

Pada 2025 nanti ditargetkan sebesar 20 persen produksi otomotif nasional adalah kendaraan listrik seperti hybrid, plug in hybrid, dan mobil EV berbasis baterai.

Menurut Taufiek, pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai juga sejalan dengan animo investasi baterai listrik dan kendaraan listrik yang semakin meningkat di Indonesia. Hal ini mengingat bahan baku nikel, cobalt, dan mangan cukup melimpah di Tanah Air yang bisa menjadi tulang punggung dalam upaya pengembangan kendaraan listrik.

Selain itu, pendalaman struktur industri kendaraan listrik telah dipersyaratkan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga tahun 2030 dengan program incompletely knock down (IKD) atau completely knock down (CKD) yang dipacu untuk mendapatkan nilai tambah yang maksimal di dalam negeri.

"Secara bertahap kita menguasai baterai listrik, dan produksi kendaraan listrik di dalam negeri," ujar Taufik.

Sementara itu, Kemenperin mencatat saat ini, telah terdapat 15 industri perakitan sepeda motor listrik yang telah mendapatkan Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) dari Kemenperin sebagai salah satu syarat suatu perusahaan dapat memproduksi kendaraan bermotor, dengan kapasitas produksi sepeda motor listrik sebesar 877.000 unit per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.429 orang.

Sedikit berbeda dengan industri roda empat atau lebih yang membutuhkan investasi awal yang cukup besar dan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga sampai saat ini hanya PT Mobil Anak Bangsa atau MAB yang telah memiliki fasilitas produksi bis listrik di Indonesia dengan kapasitas produksi 100 unit per bulan atau 1.200 unit per tahun.

Sementara itu, Tesla sebelumnya disebut akan berinvestasi membangun fasilitas produksi kendaraan listriknya di Indonesia. Akan tetapi belakangan memilih India sebagai basis manufakturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper