Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Daihatsu per Februari 2021 Diprediksi Turun, Ini Alasannya

Kinerja penjualan ritel Daihatsu pada Februari 2021 diperkirakan melemah karena konsumen cenderung menunda pembelian mobil baru seiring dengan pemberlakuan PPnBM 0 persen pada 1 Maret mendatang.
Daihatsu Ayla. /ADM
Daihatsu Ayla. /ADM

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penjualan ritel Daihatsu pada Februari 2021 diperkirakan melemah karena konsumen cenderung menunda pembelian mobil baru seiring dengan pemberlakuan PPnBM 0 persen pada 1 Maret mendatang.  

“Melihat dari perkembangan sales kami setelah pengumuman relaksasi PPnBM, umumnya masyarakat menunda pembelian,” ujar Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra, baru-baru ini.

Dia mengatakan kondisi serupa juga dialami oleh Toyota. Menurutnya, sejumlah konsumen memilih untuk menunda pembelian mobil baru pada Februari dan merealisasikan pembeliannya pada Maret mendatang.

“Kami percaya, walaupun bulan Februari ini penjualan turun, Maret pasti akan naik. program ini kami percaya akan menstimulasi mereka yang memang punya niat ingin membeli dan punya daya beli, akan merealisasikannya,” kata Amel.

Sejauh ini, kata Amel, perusahaan belum dapat menghitung besaran penurunan harga mobil dari realisasi insentif pajak yang digulirkan pemerintah. Dia menyatakan bahwa ADM masih menunggu aturan teknis terkait kebijakan itu guna menentukan arah bisnis ke depan.

Pemerintah telah memutuskan akan memberlakukan kebijakan subsidi PPnBM mobil mulai Maret 2021 untuk memacu daya beli masyarakat. Rencana kebijakan itu sudah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah akan menanggung penuh PPnBM untuk kendaraan di bawah 1.500 cc yang memiliki kandungan lokal 70 persen. Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Maret 2021 dan direncanakan memiliki tiga tahapan insentif per tiga bulanan.

Mulai awalnya 100 persen ditanggung pemerintah, kemudian berkurang hingga 50 persen, dan tahap terakhir tinggal 25 persen saja. Kebijakan itu, jelasnya, tidak terlepas dari upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada masa pandemi Covid-19.

Airlangga menilai bahwa relaksasi PPnBM dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan loncatan awal pada perekonomian. Menurutnya, stimulus khusus juga diberikan di sejumlah negara lain di dunia untuk industri otomotif selama pandemi.

“Seperti misalnya, pengurangan pajak penjualan sebesar 100 persen untuk CKD [mobil yang dirakit di dalam negeri] dan potongan hingga 50 persen untuk CBU [mobil yang dirakit di negara asalnya] yang dilakukan oleh Malaysia,” tuturnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper