Bisnis.com, JAKARTA – Dibukuanya Pelabuhan Patimban untuk melayani kegiatan ekspor dan impor pada Desember 2020 dinilai dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier menyebutkan, jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan jadi faktor produktivitas otomotif.
Dia meyakini optimalisasi Pelabuhan Patimban dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif nasional. Kelancaran arus perputaran dalam ekosistem pelabuhan akan menjadi bagian penting untuk memenuhi segala kebutuhan serta percepatan kegiatan di pabrik.
“Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku. Sehingga, pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas,” ujar Taufiek dalam siaran pers, Sabtu (21/11/2020).
Menurutnya, penguatan kegiatan Pelabuhan Patimban dapat dilakukan lewat kecerdasan artifisial di setiap tahap aktivitas, mulai dari pengangkutan produk, pengiriman, custom clearance, hingga pre-inspection. Ini juga mampu meminimalkan waktu tunda di pelabuhan.
Selain itu, pengelola pelabuhan Patimban dapat menyiapkan tenaga terampil untuk mengurusi beragam kebutuhan dan pelayanan khusus bagi mobil yang akan dikirim ke negara lain.
“Artinya, pelabuhan menangkap semua kebutuhan yang ada di sektor otomotif secara optimal,” tutur Taufiek.
Di sisi lain, pengesahan Undang-Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dan kehadiran Pelabuhan Patimban nantinya diyakini mampu mengerek investasi ke Indonesia. Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan adalah adanya kelancaran arus barang dari mancanegara.
“Ini akan selaras dan memaksimalkan fungsi ekonomi yang ada. Sekali lagi, pengelola pelabuhan perlu betul-betul mengerti permintaan di sektor industri secara garis besar,” ucapnya.
Taufiek menyebutkan ada enam perusahaan yang menyatakan akan menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya.
Sedikitnya, ada sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025 mendatang. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban.
Oleh karena itu, Taufiek menilai Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor otomotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan, sehingga perlu persiapan matang sebelum pelabuhan ini benar-benar beroperasi.