Bisnis.com, JAKARTA - Groupe Renault sepanjang semester pertama menderita penurunan penjualan secara lebih signifikan ketimbang rata-rata pelambatan pasar otomotif dunia. Hal ini disebut karena dampak pandemi yang kuat di pasar utama.
Dengan konteks pandemi Covid-19, Groupe Renault menghentikan penjualan dan kegiatan industri di sebagian besar negara sejak pertengahan Maret 2020. Akibatnya, penjualan Grup tersebut turun 34,9 persen menjadi 1.256.658 unit pada semester pertama, adapun di pasar global turun 28,3 persen.
"Dunia sedang mengalami krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan dampak besar pada bisnis kami," kata Denis le Vot, anggota Komite Eksekutif, Wakil Presiden Senior Penjualan dan Wilayah Groupe Renault, Senin (20/7/2020).
Dia memastikan bahwa segera setelah pemulihan dimulai, pabrik dan jaringan penjualan renault dengan cepat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, seiring dengan upaya pemerintah di Eropa mempertahankan permintaan pasar.
Menurutnya, renault memulai paruh kedua tahun ini dengan tingkat pesanan yang sangat tinggi, tingkat inventaris yang memuaskan, peningkatan posisi harga di seluruh rentang, dan tawaran E-TECH Hybrid baru yang unik di segmennya dan sudah sangat baik diterima pasar.
Di segmen kendaraan listrik, penjualan merek Renault di seluruh dunia naik 38%, dengan lebih dari 42.000 kendaraan terjual di semester pertama. Model ZOE memimpin pasar yang berkembang.
Baca Juga
Di Eropa, ZOE adalah mobil terlaris dengan pertumbuhan penjualan mendekati 50% menjadi 37.540 unit, dan mencapai rekor tingkat pesanan pada Juni dengan hampir 11.000 pesanan.
Serangan listrik dengan kedatangan Twingo Z.E. dan peluncuran mesin E-TECH Hybrid (New Clio Hybrid, New Hybrid Capture Plug-In dan New Megane Estate Plug-In Hybrid), telah memperkuat lintasan Grup menuju pencapaian tujuan CAFE untuk 2020.