Bisnis.com, JAKARTA - BMW Group menandatangani kontrak pasokan dengan perusahaan tambang Maroko Managem Group. Pasokan ini akan memenuhi seperlima dari kebutuhan kobalt kendaraan mobil listrik generasi kelima BMW, adapun seperlima lainnya dipenuhi dari Australia.
Kontrak antara BMW Group dan Managem Group berjangka waktu lima tahun (2020 - 2025). Penandatangan kontrak tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman tentang pembelian langsung kobalt dari Maroko di Marrakesh pada Januari 2019.
"Cobalt adalah bahan baku penting untuk elektromobilitas. Dengan menandatangani kontrak pasokan ini dengan Managem hari ini, kami mengamankan kebutuhan bahan baku kami untuk sel baterai,” kata Andreas Wendt, Anggota Dewan Manajemen BMW AG yang bertanggung jawab untuk Jaringan Pembelian dan Pemasok, dalam keterangan pers, Kamis (9/7/2020).
"Kontrak ini memiliki volume sekitar 100 juta euro."
BMW memastikan secara sistematis menggerakkan elektrifikasi armada kendaraannya dengan target memiliki 25 model kendaraan listrik pada 2023 atau lebih dari setengah model adalah sepenuhnya listrik.
Sejalan dengan hal itu, kebutuhan akan bahan baku akan meningkat, termasuk kobalt yang diperkirakan naik tiga kali lipat pada 2025.
Baca Juga
BMW Group telah mempublikasikan negara asal untuk kobal yang digunakannya di situs web. Untuk sel baterai generasi kelima, perusahaan juga telah merestrukturisasi rantai pasokannya dan akan mendapatkan lithium, serta kobalt, langsung dari 2020 dan membuat bahan baku ini tersedia untuk dua produsen sel baterai, CATL dan Samsung SDI.
Ini memastikan transparansi penuh dari mana bahan baku berasal. BMW Group juga akan berhenti menggunakan earth rare dalam kereta drive generasi kelima sejak 2021. "Ini berarti kami tidak akan lagi tergantung pada ketersediaannya," kata Wendt.