Bisnis.com, JAKARTA - Bertahan untuk menang. Strategi itulah yang dilakukan PT Isuzu Astra Motor Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sampai dengan saat ini.
General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan bahwa Isuzu menerapkan dua cara dalam menghadapi situasi saat ini. Pertama adalah Defense Mode atau cara bertahan.
"Dalam strategi ini, bagaimana cara perusahaan tetap 'terapung' di tengah badai," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Forum Wartawan Otomotif, Jumat (26/6/2020).
Attias menjelaskan bahwa supaya tetap terapung di tengah badai, perusahaan berkomitmen untuk menjalankan protokol kesehatan bagi seluruh karyawan dan ketika melayani konsumen.
Selain itu, perusahaan juga intens menjalin komunikasi serta memberikan informasi ke seluruh pemangku kepentingan, termasuk para vendor Isuzu.
Dia menambahkan bahwa Isuzu secara ketat merencanakan biaya yang disiplin dan berfokus pada arus kas manajemen. Hal ini menurutnya menjadi penting agar perusahaan terhindar dari resesi.
Baca Juga
"Dari divisi marketing, yang harus kami tahan adalah biaya komunikasi karena pada saat pembatasan sosial berskala besar [PSBB] kemarin tidak terlalu berdampak ketika kami belanja iklan," ujarnya.
Adapun kinerja penjualan IAMI tak luput dari dampak pandemi. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel Isuzu sepanjang Januari-Mei 2020 turun 27,9 persen secara tahunan, dari 9.416 unit menjadi 6.792 unit.
Penurunan penjualan ritel itu terbilang rendah jika dibandingkan merek lain yang bersaing di segmen kendaraan niaga. Hino, misalnya, mengalami penurunan 54,4 persen, sedangkan Mitsubishi Fuso turun 33,9 persen sepanjang lima bulan pertama 2020.
PERSIAPKAN MOMENTUM
Di tengah strategi bertahan yang diterapkan perusahaan, Attias menyebutkan bahwa IAMI siap mengambil momentum pasca-pandemi Covid-19.
Untuk itu, strategi kedua IAMI adalah Offense Mode. Dengan strataegi ini, IAMI mempersiapkan diri secara matang dalam menghadapi fase adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Dalam hal ini, perusahaan berfokus terhadap dua hal, yakni strategi rebound dan reimagine.
Strategi rebound diimplementasikan IAMI dengan memetakan kembali segmentasi pasar dan fokus pada segmen tersebut. Perusahaan juga siap mengembangkan organisasi dan operasional yang fleksibel, serta membangun kesiapan rantai pasokan.
Sementara dari sisi reimagine, kata Attias, perusahaan akan melakukan pendekatan kerja yang gesit, sekaligus mempertajam intelegensi pemasaran. Hal itu dilakukan dengan mengakselerasi aktivitas multi channel dalam pemasaran dan layanan purnajual.
Presiden Direktur IAMI Ernando Emily sempat menyatakan bahwa digitalisasi dalam promosi dan penjualan menjadi salah satu keharusan yang dilakukan oleh Isuzu.
“Aplikasi perangkat lunak [app] adalah keniscayaan baru yang harus kami kembangkan, karena kemungkinan kontak dengan pelanggan akan berkurang. Itulah salah satu aktivitas yang sedang kami akselerasi,” tutur Ernando.