Bisnis.com, JAKARTA - PT SGMW Motor Indonesia (SAIC General Motors Wuling Indonesia) genap berumur 1.000 hari pada April 2020, sejak pertama kali mengoperasikan pabriknya di Indonesia pada 11 Juli 2017.
Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, pabrikan berlogo lima berlian itu melahirkan empat produk, antara lain Confero, Cortez, Formo dan Almaz.
Di arena adu jual otomotif Indonesia yang ketat terutama pada pasar mobil penumpang, Wuling dapat tersenyum karena menjadi salah satu brand yang diperhitungkan dengan penjualan sebanyak 46.362 unit.
Rinciannya adalah Confero 26.550 unit, Almaz 9.903 unit, Cortez 9.424 dan Formo 485 unit, kata Media Relations Wuling Motors, Brian Gomgom dalam sebuah diskusi bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot), beberapa waktu lalu.
Keberhasilan menjadi merek otomotif yang diperhitungkan, tentunya berkat keberanian Wuling mengenalkan teknologi baru dengan harga bersaing di kelas yang mereka mainkan.
Mulai dari mesin 1.500 cc dengan turbocharged, fitur electric sunroof, electric seat, perintah suara Wind (Wuling Indonesian Command), hingga TPMS (tire pressure monitoring system).
Mereka juga mengirimkan model sport utility vehicle berbasis Almaz untuk pasar ekspor sejak 25 September 2019 (hari ke-805) sebanyak 3.104 unit.
Lantas apa saja jejak Wuling selama 1.000 hari di Indonesia?
Confero "si anak sulung"
Confero adalah "anak pertama" Wuling di Indonesia. Mobil Low MPV berkapasitas mesin 1.500cc itu lahir di Indonesia pada 2 Agustus 2017 atau saat pabrik mereka baru berjalan selama 22 hari.
Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko menjelaskan bahwa bagian menantang bagi Wuling di Indonesia adalah saat meluncurkan produk pertama, yakni Confero.
"Buat saya pribadi, saat Confero itu yang penuh tantangan. Itu produk pertama, awal kami masuk ke Indonesia. Kami masih membentuk tim. Kami juga masih meriset pasar," kata Danang kepada pewarta.
"Tapi setelah itu lebih mudah, karena pengalaman pada Confero."
Confero kini menjadi tulang punggung Wuling Indonesia dengan penjualan 26.550 unit. Mobil itu tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari Confero S hingga ACT.
Mobil dengan keunggulan fungsional berupa kelapangan kabin, mesin efisien 1.500cc dan fitur mumpuni di kelasnya itu dijual mulai Rp150 jutaan hingga Rp197 jutaan (untuk varian tertinggi ACT).
Cortez kenalkan teknologi
Wuling Cortez adalah bukti keseriusan Wuling menggarap segmen MPV sebagai pasar paling menjanjikan di Indonesia.
Cortez bermesin 1.800 cc lahir pada 8 Februari 2018 (hari ke-212). Sedangkan varian Cortez mesin 1.500 cc muncul pada dua bulan setelahnya.
Danang menyebutkan bahwa "Cortez adalah medium MPV, masuk ke pasar yang memang potensial. Bedanya, kami bawa fitur berbeda dari yang sudah ada."
Selama dua tahun mengaspal, Cortez seharga Rp238 juta hingga Rp290 juta itu sudah terjual 9.424 unit.
Fitur yang disematkan tergolong canggih di kelas medium MPV, antara lain electric sunroof, electric seat, MID 7 inci, layar hiburan 8 inci, kamera parkir, sensor parkir, hill hold control (HHC), hingga TPMS (Tire Pressure Monitoring System).
Formo khusus niaga
Wuling Formo hadir untuk menjawab permintaan pelanggan yang menginginkan Confero namun untuk berniaga. "Formo itu hadir atas permintaan konsumen yang ingin Confero tapi khusus membawa barang," kata Danang.
Formo yang lahir pada 7 November 2018 tersedia dalam pilihan blind van dan mini bus dengan harga mulai Rp140 jutaan.
Meski bertugas sebagai armada niaga, Formo sudah dilengkapi meter cluster dengan multi information display pada panel pengemudi.
Almaz Halo Wuling
Wuling Almaz lahir pada 27 Februari 2019. Mobil bermesin Turbocharged 1.500cc dengan transmisi CVT 8-percepatan dari Bosch itu menjadi perhatian pencinta otomotif karena membawa berbagai teknologi baru.
Pada 18 Juli 2019, untuk pertama kalinya di Indonesia Wuling mengenalkan teknologi perintah suara Wind (Wuling Indonesian Command). Melalui Wind, fitur perintah suara atau voice command kini tidak hanya bisa dinikmati konsumen berdompet tebal semata, melainkan semua kalangan yang melek terhadap perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Melalui fitur itu, pengguna kendaraan bisa berinteraksi dengan mobilnya sendiri, memberikan perintah untuk melakukan sesuatu pada mobil, dan yang paling istimewa adalah memahami arahan berbahasa Indonesia.
Wuling Indonesian Command (Wind) pada kendaraan Almaz adalah fitur yang dikembangkan khusus untuk konsumen Nusantara, sehingga bisa mencerna perintah-perintah berbahasa Indonesia, mulai dari membuka jendela, menghidupkan AC, o, bahkan untuk menelpon seseorang pada buku kontak ponsel yang terhubung dengan mobil.
Berkat Wind, orang-orang mengenal teknologi itu dengan sebutan Halo Wuling. "Halo Wuling" ibarat kata sandi yang menghidupkan sistem kecerdasan buatan ketika mikrofon mendeteksi perintah "Halo Wuling" yang diucap penumpang maupun pengemudi. Wuling Almaz telah terjual sebanyak 9.903 unit, dengan harga mulai Rp266 juta hingga Rp341 jutaan.
Ekspor
Ekspor Wuling Almaz yang kemudian di-rebadge dengan merek Chevrolet Captiva terjadi pada 25 September 2019. Pengiriman unit buatan lokal ke luar negeri membuktikan bahwa Wuling benar-benar serius memproduksi mobil di Nusantara.
Sejauh ini, negara tujuan Wuling antara lain Thailand, Brunei Darussalam, dan Fiji dengan catatan ekspor sebanyak 3.104 unit.
Ratusan dealer
Wuling menyadari untuk menjangkau lebih banyak konsumen, mereka memerlukan jaringan penjualan dan purna jual yang lebih dekat masyarakat. Selama 1.000 hari berkiprah, Wuling telah membuka 115 dealer di seluruh Indonesia. Mereka juga beradaptasi dengan kebutuhan konsumen untuk test drive, home service hingga booking daring.
Brian Gomgom menambahkan, selain sebaran dealer, Wuling juga memiliki komunitas yang terbentuk secara organik. "Wuling punya komunitas yang jumlah anggotanya sudah ribuan. Komunitas berdiri organik dengan loyalitas yang terbentuk dengan sendirinya," kata dia.
Secara umum, Gomgom menyatakan bahwa Wuling puas atas pencapaian selama 1.000 hari di Indonesia, namun mereka pun siap menjawab tantangan industri otomotif di masa depan. "Hasil yang dicapai, sudah baik. Kami tiap tahun bertumbuh. Hasil itu kami syukuri dan positif bagi kami," tutup dia.