Bisnis.com, JAKARTA - PT Toyota Astra Motor tengah melakukan pembahasan internal bersama prinsipal terkait dengan skema daur ulang baterai kendaraan listrik.
Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi mengatakan bahwa detail pembahasan masih berada di lingkup internal. Secara garis besar, TAM mendukung penuh penerapan skema daur ulang baterai di Indonesia.
"Daur ulang baterai sudah kami pikirkan, bahkan kami telah melakukan pembahasan dengan prinsipal serta universitas terkait bagaimana daur ulang baterai," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Sabtu (29/2/2020).
Toyota sejauh ini menjadi merek yang paling aktif meluncurkan model kendaraan terelektrifikasi, mulai dari All New Camry Hybrid, C-HR Hybrid, dan All New Corolla Hybrid. Selain itu, Toyota juga memiliki Alphard Hybrid.
Anton mengatakan bahwa TAM menyadari kewajiban terkait dengan daur ulang limbah baterai karena sampai saat ini komponen listrik ataupun elektronik belum bisa didaur ulang di Indonesia.
Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak pertengahan tahun lalu menargetkan konsep daur ulang baterai kendaraan bermotor listrik (KBL) dapat rampung dalam kurun tiga tahun ke depan.
Baca Juga
Target tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan industri 4.0. Wujud komitmen itu tertuang lewat Peraturan Presiden No 55/2019 tentang KBL yang resmi berlaku pada 2021.
Anton mengatakan bahwa untuk mendukung langkah tersebut, Toyota telah menyampaikan komitmen investasi senilai Rp28 triliun ke Indonesia untuk lima tahun kedepan, termasuk produk terelektrifikasi.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) total penjualan dari pabrik ke diler mobil listrik/hibrida TAM mencapai 696 unit pada 2019 atau jauh lebih tinggi dari total impor utuh/completely built unit (CBU) yang berjumlah 653 unit.