Bisnis.com, Jakarta - Pelaku industri otomotif nasional masih terus memantau perkembangan kondisi pasar global yang dikhawatirkan terdampak oleh penyebaran wabah virus corona.
Virus mematikan yang merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, China itu juga dikhawatirkan menganggu industri otomotif global. Pasalnya, sejumlah fasilitas produksi dari pabrikan internasional berada di Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga
Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan dan Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyatakan pelaku pasar di Indonesia masih terus memantau perkembangan situasi. Dia pun belum mau memprediksi dampaknya terhadap kinerja ekspor otomotif Indonesia.
"Saat ini kami masih memonitor semua perkembangannya. Seperti apa dampaknya belum dapat dinilai saat ini," kata Yusak kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).
Adapun, Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pun angkat bicara terkait kondisi tersebut. Dia memperingatkan bahwa kinerja perusahaan dan produksi pabrik bakal terdampak signifikan akibat wabah yang telah mengguncang pasar global tersebut.
Apalagi, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua Jepang. Yasutoshi mengatakan bila situasi ini bertahan lama dapat berpotensi merusak ekspor, output, dan keuntungan perusahaan Jepang melalui dampak pada konsumsi dan produksi China.
Adapun pada 2020, HPM menargetkan ekspor secara utuh atau completely built up (CBU) sebanyak 6.700 unit. Sepanjang 2019, Honda mencatatkan kenaikan ekspor 24%, yang ditunjang oleh model andalan, seperti Brio.
Berdasarkan catatan Bisnis, Yusak memaparkan secara nilai, ekspor Honda pada 2019 mencapai Rp3,47 triliun, meningkat 24% dari capaian 2018 sebesar Rp2,8 triliun.