Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Global Terdampak, Pelaku Lokal Pantau Penyebaran Virus Corona

Dampak penyebaran virus corona masih terus menjadi perhatian pelaku otomotif nasional. Virus mematikan yang merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, China itu dikhawatirkan menganggu industri otomotif global.
Zhang Changchun menunjukkan gambar CT scan paru-paru ibunya, pasien yang berusia 53 tahun, Yang Zhongyi, yang merupakan kasus yang sangat dicurigai sebagai virus corona baru, namun belum bisa mendapatkan tes untuk mengonfirmasi karena kurangnya peralatan pengujian atau kurangnya pengujian di rumah sakit setempat di Wuhan, Provinsi Hubei, China 25 Januari 2020./Reuters
Zhang Changchun menunjukkan gambar CT scan paru-paru ibunya, pasien yang berusia 53 tahun, Yang Zhongyi, yang merupakan kasus yang sangat dicurigai sebagai virus corona baru, namun belum bisa mendapatkan tes untuk mengonfirmasi karena kurangnya peralatan pengujian atau kurangnya pengujian di rumah sakit setempat di Wuhan, Provinsi Hubei, China 25 Januari 2020./Reuters

Bisnis.com, Jakarta - Pelaku industri otomotif nasional masih terus memantau perkembangan kondisi pasar global yang dikhawatirkan terdampak oleh penyebaran wabah virus corona.

Virus mematikan yang merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, China itu juga dikhawatirkan menganggu industri otomotif global. Pasalnya, sejumlah fasilitas produksi dari pabrikan internasional berada di Negeri Tirai Bambu.

Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan dan Pemasaran PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyatakan pelaku pasar di Indonesia masih terus memantau perkembangan situasi. Dia pun belum mau memprediksi dampaknya terhadap kinerja ekspor otomotif Indonesia. 

"Saat ini kami masih memonitor semua perkembangannya. Seperti apa dampaknya belum dapat dinilai saat ini," kata Yusak kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).

Adapun, Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pun angkat bicara terkait kondisi tersebut. Dia memperingatkan bahwa kinerja perusahaan dan produksi pabrik bakal terdampak signifikan akibat wabah yang telah mengguncang pasar global tersebut.

Apalagi, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua Jepang. Yasutoshi mengatakan bila situasi ini bertahan lama dapat berpotensi merusak ekspor, output, dan keuntungan perusahaan Jepang melalui dampak pada konsumsi dan produksi China.

Adapun pada 2020, HPM menargetkan ekspor secara utuh atau completely built up (CBU) sebanyak 6.700 unit. Sepanjang 2019, Honda mencatatkan kenaikan ekspor 24%, yang ditunjang oleh model andalan, seperti Brio.

Berdasarkan catatan Bisnis, Yusak memaparkan secara nilai, ekspor Honda pada 2019 mencapai Rp3,47 triliun, meningkat 24% dari capaian 2018 sebesar Rp2,8 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper