Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan pangsa pasar mobil impor dari Jepang didorong oleh peningkatan penjualan di segmen sedan dan mobil berpenggerak empat roda (4X4).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) total penjualan mobil Jepang di segmen sedan, mobil berpenggerak dua roda (4X2), dan 4X4 menurun 5,15%. Meski begitu, pangsa pasarnya tercatat naik dari 3,29% menjadi 3,53%.
Salah satu penyumbang terbesar kenaikan pangsa pasar mobil Jepang adalah performa penjualannya di segmen sedan dan 4X4. Pada masing-masing segmen itu, mobil Jepang mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,34% dan 155,68%.
Pada segmen sedan, penjualan mobil Jepang hanya naik tipis bahkan relatif stagnan. Namun, mobil-mobil dari negara lain tercatat menurun. Hal ini membuat pangsa pasar mobil Jepang sedikit mengalami kenaikan.
Berdasarkan mereknya, Toyota dan Lexus menjadi pendorong pertumbuhan penjualan mobil Jepang di segmen sedan. Toyota mencatatkan pertumbuhan 116,87% berkat tambahan penjualan Crown Hybrid untuk para Menteri. Sementara itu, penjualan Lexus tumbuh 39,13% berkat model ES 300 H.
Sementara itu, pada kategori mobil petualang atau 4X4, mobil Jepang tercatat naik 155,68% menjadi 1.148 unit. Masuknya model baru New Jimny milik Suzuki dan Outlander PHEV milik Mitsubishi, serta meningkatnya penjualan Toyota Land Cruiser mendorong peningkatan populasi mobil Jepang di segmen ini.
Baca Juga
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy mengatakan bahwa secara umum, pihaknya lebih berfokus pada penjualan produksi dalam negeri. Menurutnya, produk impor hanya dikhususkan untuk segmen tertentu.
“Produk impor biasanya lebih untuk memenuhi kebutuhan konsumen di segmen tertentu, mainly untuk yang lebih premium biasanya. Secara total, penjualan kami untuk unit CKD atau perakitan lokal masih lebih besar dari impor utuh,” katanya kepada Bisnis, Rabu (22/1/2020)
Secara total penjualan Toyota secara wholesale pada 2019 mencapai 331.797 unit, turun 5,8% secara tahunan. Adapun, di pasar ritel, penjualan Toyota mencapai 331.004 unit, turun 7% dibandingkan tahun sebelumnya.