Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan kendaraan roda empat pada Januari 2020 dipastikan akan menghadapi tantangan berat akibat banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Pengamat Otomotif sekaligus Executive General Manager Toyota Training Center Fransiscus Soerjopranoto mengatakan bahwa banjir boleh dikatakan sebagai banjir yang hampir sama dengan bencana serupa pada 2—12 Ferbruari 2017.
Menurutnya, pengaruh negatif banjir ini terhadap penjualan mobil di pasar domestik tidak dapat terhindarkan. Pasalnya, sekitar 20% penjualan otomotif di Tanah Air dikontribusi oleh wilayah DKI Jakarta.
“DKI Jakarta sebagai penyumbang kira-kira 20% penjualan otomotif nasional. Tentu saja, kondisi ini akan berimbas pada angka penjualan Januari,” katanya kepada Bisnis, Rabu (1/1/2020).
Dia mengatakan bahwa kondisi ini juga dapat direspons oleh para konsumen dengan membeli mobil baru. Namun, hal itu baru akan dilakukan konsumen apabila kebutuhan lainnya, seperti perbaikan rumah akibat banjir, sudah terselesaikan.
Selain mengganti kendaraan, menurutnya para konsumen akan terlebih dahulu mengupayakan perbaikan mobil yang tergenang banjir. Hal ini juga akan memakan waktu cukup lama, terutama jika melibatkan klaim asuransi kendaraan.
“Walaupun mungkin ada beberapa pemakai kendaraan yang akan mengganti kendaraannya akibat terendam banjir, tetapi mereka biasanya membutuhkan waktu untuk melakukannya, karena kesibukan pascabanjir, seperti berbenah rumah, dan kebutuhan lainnya yang lebih penting terlebih dahulu,” katanya.
Di samping itu, proses produksi dan logistik barang juga dapat menghadapi masalah besar akibat banjir ini. Proses pengiriman barang ke DKI Jakarta dari pabrik otomotif yang rata-rata berada di kawasan Jawa Barat akan menjadi tantangan bagi industri otomotif.
“Logistik pasti terhambat, apalagi ada penutupan di beberapa tempat supaya tidak terkena banjir, misalnya, di Cikampek hari ini ditutup,” katanya.