Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian mengharapkan industri otomotif dapat berkembang agar bisa berkontribusi positif untuk mendorong ekspor dari dalam negeri. Pemerintah menyatakan siap memberikan gula-gula untuk mendatangkan investasi baru.
Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Pendalaman, Penguatan, dan Penyebaran Industri Dody Widodo mengatakan pemerintah akan menyambut setiap investasi baru di industri otomotif, khususnya yang berorientasi ekspor.
“Apalagi kalau dijadikan basis produksi untuk ekspor, pasti pemerintah akan berpikir untuk memfasilitasi semua, kami tidak memilih-milih investor dan tidak menganakemaskan investor. Kalau bisa untuk ekspor dan bisa kurangi defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran, itu akan jadi kunci,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (10/12/2019).
Dia mengatakan investasi pabrik baru tidak melulu harus langsung memproduksi kendaraan secara lokal. Menurutnya, pabrik perakitan seperti yang dimiliki Mercedes-Benz di Indonesia juga dapat menjadi awalan yang baik untuk mendorong kinerja industri otomotif.
“Membuat produksi sebuah mobil itu tidak gampang, skala ekonomi harus tercapai, jadi pada saat skala ekonomi tercapai otomatis dia akan memproduksi di Indonesia. Memang sekarang masih impor [terurai], tapi bagaimana kalau misalnya pilihannya mau impor utuh atau terurai? Jadi, ada tahapannya untuk bisa produksi di sini,” jelasnya.
Namun demikian, dia mengharapkan pabrikan yang telah memiliki pabrik untuk perakitan mobil impor terurai juga dapat mulai memproduksi kendaraannya di dalam negeri. Dia mengatakan, pemerintah akan bersedia memberikan pemanis untuk meyakinkan para investor.
“Investor pasti melihat gula-gulanya, dan pemerintah pasti melihat itu dan akan memberikan gula-gulanya,” ujarnya.
Secara umum, dia menilai kehadiran pabrikan Eropa merupakan hal positif meski belum melakukan produksi sepenuhnya di dalam negeri. Sejauh ini, Mercedes-Benz, BMW, dan Volkswagen sudah melakukan perakitan sejumlah modelnya di Tanah Air.