Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran Renault Triber menunjukkan keseriusan merek asal Perancis tersebut untuk masuk ke pasar Indonesia. Kehadiran mobil ini juga dinilai akan membuat persaingan di segmen mobil murah menjadi lebih adil.
Pengamat Otomotif Bebin Djuana menjelaskan dengan harga sekitar Rp150 juta, mobil tersebut akan sangat menarik untuk konsumen di Indonesia. Meski bukan mobil program kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2), Renault Triber dinilai akan menggoyang dominasi merek lain di segmen itu.
“Kalau melihat dari sisi konsumen tentu mobil dengan harga sekitar Rp150 juta tentu akan sangat menarik. Triber ke pasar kelas KBH2 tanpa label KBH2 memperlihatkan betapa seriusnya Renault untuk comeback di pasar Indonesia,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Dia mengatakan bahwa pemain KBH2 saat ini diuntungkan dengan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0%. Padahal, menurutnya harga mobil KBH2 saat ini sudah terlalu mahal dan tidak dapat layak mendapatkan fasilitas tersebut.
“Mobil dengan label LCGC harganya bisa ditekan karena keringanan pajak sedangkan yang beredar sudah menyimpang dari konsep LCGC. Sangat wajar jika pemerintah mulai mengenakan pajak pada mobil kelas ini,” ujarnya.
Dengan diberhentikannya insentif itu pada 2021 dan masuknya pemain baru sepert Triber, kata Bebin, persaingan di segmen KBH2 akan menjadi lebih adil. Menurutnya, para pemain di segmen mobil murah tidak akan ada lagi yang diuntungkan karena program KBH2.
“Saya melihat persaingan akan lebih fair karena masing-masing pemain di segmen mobil murah tidak lagi bernaung pada fasilitas KBH2,” ujarnya.