Bisnis.com, TOKYO - Di beberapa tahun mendatang, kebutuhan energi kita mungkin tidak akan lagi sepenuhnya bergantung pada perusahaan penyedia listrik, baik untuk perumahan maupun kegiatan bisnis.
Nissan Motor Corp. salah satu pabrikan otomotif dunia telah menciptakan visi untuk membuat kendaraan listrik lebih bermanfaat bagi pelanggan dengan memperkenalkan cara-cara baru yang nyaman untuk memanfaatkan kemampuan baterai menyimpan dan berbagi energi.
Sebagai bagian dari rencana yang dinamakan Nissan Energy tersebut, pemilik kendaraan listrik Nissan akan dapat dengan mudah menghubungkan mobil mereka dengan sistem energi untuk mengisi baterai mereka, memberi daya kepada rumah dan bisnis, atau memasok energi kembali ke jaringan listrik.
Ryusuke Hayashi, manajer senior operasi EV di Nissan mengatakan pihaknya mengembangkan cara baru untuk menggunakan kembali baterai mobil listrik.
"Di Indonesia, adanya mobil listrik akan sangat membantu saat ada pemadaman seperti yang saya dengar terjadi baru-baru ini," katanya kepada puluhan wartawan internasional di kantor Nissan Technology Center, Jumat (25/10/2019).
Ryusuke Hayashi, manajer senior operasi EV Nissan
Sebagai ilustrasi, mobil listrik Nissan Leaf memiliki daya 40 kilowatt hour dan itu mampu menghidupkan sistem kelistrikan rumah di Indonesia yang berkisar 1.300 watt-2.200 watt, selama lebih dari 4 hari.
Di menjelaskan di Jepang, sebuah negara yang sering mengalami angin topan serta 10% dari gempa bumi
dunia - lebih dari 2.000 kali pada tahun lalu - EV telah terbukti menjadi alat yang sangat berguna untuk ketahanan masyarakat.
"Kurang dari tiga bulan setelah generasi pertama LEAF diluncurkan, pantai timur laut Jepang dilanda gempa bumi dan tsunami pada Maret 2011, sejumlah 4,8 juta rumah tangga kehilangan listrik, dan Nissan menyediakan 66 LEAF untuk daerah yang dilanda bencana," kata Ryusuke Hayashi.
Secara umum, Nissan Energy akan menerapkan standar-standar baru untuk menghubungkan kendaraan ke
sistem energi melalui tiga inisiatif utama yaitu Nissan Energy Supply, Nissan Energy Share dan Nissan Energy Storage.
Saat ini, Nissan telah memulai sejumlah program di AS, Jepang dan Eropa yang bertujuan menciptakan "ekosistem" yang menaungi jajaran kendaraan listriknya, termasuk Nissan LEAF, mobil listrik terlaris di dunia. Nissan Energy menyatukan inisiatif ini sebagai bagian dari strategi Nissan Intelligent Mobility.
Nissan juga telah melakukan program uji coba Energy Share di Jepang, AS, Eropa dan pasar lainnya, melalui kolaborasi dengan beberapa perusahaan dan organisasi. Setelah uji coba selesai, Nissan akan siap untuk memasarkan sistem ini.
Adapun sejumlah program inisiatif yang dilakukan Nissan Energy antara lain;
• Vehicle-to-home (V2H): Nissan bekerja sama dengan mitra untuk membawa peralatan murah ke pasar untuk mempopulerkan V2H. Menggunakan V2H, pemilik kendaraan listrik Nissan dapat menggunakan mobil mereka sebagai sumber daya bagi rumah tngga untuk menghemat tagihan listrik, atau sebagai daya cadangan selama pemadaman listrik atau keadaan darurat. Hal ini memungkinkan penggunaan energi terbarukan saat tersedia, atau ketika listrik lebih murah.
• Vehicle-to-building (V2B): Mirip dengan V2H, V2B memanfaatkan baterai kendaraan listrik untuk menyimpan energi untuk gedung dan bisnis. Namun, sistem V2B dapat melibatkan ratusan kendaraan untuk mewujudkan penghematan biaya besar bagi perusahaan. Uji coba skala penuh sistem V2B telah dimulai di banyak negara, dan
Nissan telah bekerja dengan mitra dengan tujuan membawa sistem tersebut ke pasar pada 2019.
• Vehicle-to-grid (V2G): Nissan telah membentuk kemitraan dengan perusahaan utilitas dan pemerintah untuk memanfaatkan kemampuan V2G. Dalam uji coba di Eropa, mobil Nissan menyediakan beberapa layanan ke jaringan listrik - membantu menyeimbangkan jaringan energi dan menggabungkan energi terbarukan.