Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Motor Corp akan meningkatkan porsi kepemilikannya di Subaru Corp menjadi 20% dari sebelumnya sekitar 17% sebagai upaya untuk meningkatkan pengembangan mobil berteknologi baru.
Rencana ini menyusul aksi korporasi Toyota bersama Suzuki Motor Corp yang mengumumkan akan saling memiliki porsi minor dalam kepemilikan saham masing-masing.
Dikutip dari Reuters, langkah ini menjadi penanda bahwa para raksasa otomotif Jepang bergerak dengan meningkatkan skala ekonomi, dan mendorong pengembangan mobil swakemudi, mobil listrik, serta layanan mobilitas baru sejalan dengan perkembangan industri otomotif secara global.
“Dalam satu kesempatan transformasi mendalam selama seabad ini, melalui penguatan ikatan dan kapabilitas ini, Toyota dan Subaru berusaha untuk membuat mobil yang lebih baik,” demikian tertulis dalam keterangan resmi dari Toyota, Selasa (1/10/2019).
Produsen otomotif yang penjualannya secara global 10 kali lebih besar dari Subaru ini menyatakan bahwa investasi ini dapat meningkat hingga US$742 juta, sesuai dengan pergerakan harga saham Subaru. Subaru juga akan secara resiprokal membeli di Toyota nilai yang sama.
Produsen mobil tradisional yang berukuran kecil seperti Suzuki dan Subaru tengah kesulitan mengikuti pesatnya perubahan dalam industri yang mulai berubah. Saat ini mereka tidak hanya dituntut utnuk menjual mobil, tetapi turut memberikan layanan transportasi kepada konsumen.
Takeshi Miyao Managing Director Carnorama, konsultan industri otomotif, menilai, penguatan kerja sama Subaru dan Suzuki dengan Toyota yang mencakup penyuplai, vendor, dan pembuat mobil komersial ini mengindikasikan bahwa di masa depan mereka akan terserap ke dalam Toyota.
Presiden Subaru Tomomi Nakamura berkeras bahwa perusahaannya akan tetap menjadi perusahaan independen, setidaknya untuk sat ini.
“Saya dapat memastikan bahwa tidak ada pembicaraan sama sekali mengenai rencana Subaru menjadi anak usaha Toyota, baik dari sisi kami maupun dari mereka [Toyota],” ujarnya.